Impor Gula Timbulkan Polemik

Impor 17.500 ton gula putih langsung melalui Kalimantan Barat,

Editor: Muhammad Tazli

TRIBUN-MEDAN.com, PONTIANAK - Impor 17.500 ton gula putih langsung melalui Kalimantan Barat, menimbulkan polemik. Masyarakat perbatasan meminta impor segera direalisasikan, sementara petani tebu menilai impor tidak tepat karena bersamaan dengan musim giling.


Dukungan impor diberikan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Kalbar Syarif Usman Jafar Almuthahar, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Perbatasan HR Thalib, dan Ketua Forum Masyarakat Perbatasan Zainul Arifin, Kamis (2/8/2012).


Sementara, Ketua Umum Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen, menilai izin impor yang diberikan Menteri Perdagangan akan mengganggu lelang harga gula produksi dalam negeri, karena bersamaan dengan musim giling.


Usman mengatakan, impor dialokasikan untuk lima kabupaten di wilayah perbatasan Kalbar dan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Harga gula asal Jawa di wilayah itu selama ini sangat mahal, karena masalah distribusi.


"Harga gula dari Jawa juga tidak kompetitif, dengan gula yang masuk ke kawasan perbatasan melalui perjanjian perdagangan perbatasan. Pemerintah akan mendapatkan bea masuk dari impor itu, dan sekaligus harga gula di masyarakat tidak terlalu mahal," ujar Usman.
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved