Anthony Leong: Selektif Pilih Klien Caleg
Memasuki tahun politik dimana para politikus berlomba merebut hati para calon pemilih Pilkada, agensi digital turut
Laporan Wartawan Tribun Medan/Liston Damanik
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Memasuki tahun politik dimana para politikus berlomba merebut hati para calon pemilih Pilkada, agensi digital turut kebagian kue keuntungan.
Salah satu agensi digital itu adalah Mulia Creative House milik Anthony Leong. Pria yang belum genap 22 tahun ini sudah hampir dua tahun bergelut di bisnis teknologi informasi dan mulanya hanya menerima pembuatan situs web untuk tujuan komersil seperti membuka toko online.
Belakangan, jebolan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini memutuskan memberi banyak bobot kreativitas ke dalam usaha rintisannya itu karena menyadari bisnis di bidang teknologi informasi sangat prospektif.
"Tahun ini bisa dikatakan pelanggan utama kami dari kalangan politik seperti caleg dan partai," katanya saat dijumpai Tribun, Senin (18/2/2014).
Namun, agensi yang segera membuka kantor baru mereka di bilangan Jakarta Selatan ini tidak sembarangan menerima klien. Mereka hanya menerima klien dari kalangan politik yang punya rekam jejak bagus dan punya modal politik untuk menjadi wakil rakyat.
Di satu sisi ini memang akan memudahkan tugas konsultan digital untuk meramu kampanye di media sosial. Sisi lainnya, menurut Anthony, sikap selektif adalah perwujudan visi bahwa pengusaha harua berguna bagi masyarakat.
"Kami ingin mengantarkn lebih banyak (caleg) yang bagus-bagus ke Senayan," kata Anthony yang mendapat kontrak merancang-ulang beberapa media online ini. Ia mengakui belum semua pelaku politik praktis menyadari pentingnya media sosial dalam mendukung kampanye dan pencitraan. Karena itu, sering juga proposal mereka ditolak.
"Tidak banyak politikus yang punya media untuk membuat dirinya dikenal masyrakat," katanya. "Tapi, sejak ada sosmed, siapa saja sekarang bisa punya media untuk tampil dan mempromosikan diri. Itulah yang kami jual," ujarnya.
Anthony enggan menyebut tarif jasa agensinya secara spesifik. Namun, ia menyebutkan sekitar Rp 20 juta untuk jasa komplit, mulai dari pembuatan web sampai hal-hal kecil seperti konsultasi merangkai tweet yang efektif bagi sang caleg dan meraih followers sampai puluhan ribu orang.
"Tapi, biasanya cincai-cincailah. Kalau masih muda, ga masalah agak kerja bakti. Dua atau tiga tahun ke depan kan kita yang akan dicari orang," katanya.
(ton/tribun-medan.com)