Jangan Sampai Kereta Api Cepat Nasibnya Seperti Busway dan Mocin

Benarkan kebijakan Indonesia menggunakan teknologi kereta api cepat dari China sudah tepat?

KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT
Pramugari China Railway High-Speed atau Bullet Train (Kereta Peluru) Beijing-Tian Jin berada di depan pintu gerbong, Senin (25/3/2013). Kereta berkecepatan 300 km per jam mampu menempuh jarak 1.500 kilometer dari Beijing ke Shanghai dalam tempo lima jam. 

TRIBUN-MEDAN.com - Benarkan kebijakan Indonesia menggunakan teknologi kereta api cepat dari China sudah tepat?

Berikut ini merupakan deretan skandal yang menghantam industri kereta api cepat asal negeri tirai bambu.

Pada Juli 2011 ternyata kereta api cepat China pernah menelan korban tewas sampai 40 orang.

Saat itu para pekerja berupaya memperbaiki jalur baru kereta api berkecepatan tinggi yang runtuh di Cina Tengah, jalur itu kembali ambruk akibat hujan deras.

Kemungkinan besar konstruksi yang buruk ikut berperan, kata media lokal.


Kecelakaan kereta api cepat di China

Kementerian Kereta Api Cina telah diganggu oleh sejumlah skandal dan keputusan yang salah.

Muncul kekhawatiran tentang keamanan atas pertumbuhan cepat jaringan kereta di negara itu serta rencana untuk mengekspor teknologi itu keluar.

Hujan deras itu kemudian membuat runtuh bagian dari rel lintasan di kilometer 291 (mil ke 180).

Jalur itu merupakan bagian dari jaringan rel kereta api cepat di China tengah, yang dibuka pada bulan Mei di tahun yang sama seperti yang dikutip dari kantor berita Xinhua.

Namun anehnya tidak ada laporan tentang adanya korban cedera dari peristiwa itu, kata Xinhua. Kereta api di Provinsi Hubei akan menghubungkan ibukota Provinsi Wuhan dan Kota Yichang.

Time-Weekly, sebuah surat kabar setengah resmi, pada awal Maret mengutip seorang “whistle-blower”, Ni Hongjun, dan mengatakan bahwa ia telah mencoba memperingatkan Kementerian Kereta Api pada tahun 2010 bahwa jalur kereta api Wuhan-Yichang beresiko runtuh bila hujan lebat.

Dia mengatakan perusahaan konstruksi membangun jalur kereta api kecepatan tinggi dengan tanah sebagai pengganti kerikil.

Metoda itu dianggap berisiko tinggi karena tanah dapat melunak ketika hujan lebat terjadi dan mengancam keamanan kereta api.

Kabinet China mengkritik Kementerian Kereta Api pada Desember lalu atas standar keamanan yang lemah dan penanganan yang buruk dari kecelakaan Juli 2010.

Namun, kabinet juga berkepentingan tetap berkomitmen untuk merealisasi program kereta api cepat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved