Legenda Pusuk Buhit
Temukan dan Rasakan Khasiat dari Air Tujuh Rasa Aek Sipitudai di Kaki Gunung Pusuk Buhit
"Banyak dari mereka yang menyakini, bahwa meminum air tujuh rasa tersebut dapat menyembuhkan penyakit dan membuat awet muda,"
Laporan Wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah
TRIBUN-MEDAN.com - Welcome to Objek Wisata Budaya Aek Sipitudai. Semoga Anda Menikmati Kunjungan Anda. Feel The Miracle. Begitulah tulisan yang tertera pada plang yang catnya sudah terkelupas dan berkarat di beberapa bagian.
Feel The Miracle bukanlah pepesan kosong. Aek Sipitudai, dalam bahasa Indonesia, secara harfiah bermakna air yang mengandung tujuh rasa. Ajaib, tentu demikian. Bahkan bila mengetahui bahwa tujuh rasa yang mengalir ternyata berasal dari satu sumber mata air.
Baca: Cerita Jeruk Purut, Sirih, dan Telur Ayam Kampung di Pusuk Buhit
Tribun Medan menyambangi Aek Sipitudai akhir pekan lalu. Aek Sipitudai berada di kaki gunung Pusuk Buhit. Tepatnya di Desa Limbong Sagala, Pulau Samosir, Sumatera Utara.
Gunung Pusuk Buhit masih dianggap sakral dan keramat. Tidak hanya oleh warga yang berdiam di daerah tersebut. Turis domestik dan mancanegara yang menyambangi daerah ini juga memercayai hal itu.
Gunung Pusuk Buhit diyakini sebagai tempat turunnya Si Raja Batak, dan berdiam di tempat itu. Tak ayal, Aek Sipitudai yang bercokol di kaki gunung Pusuk Buhit juga dianggap setara kesakralannya.
Baca: Konon Berisi Harta Saribu Raja, Batu Hobon di Pusuk Buhit jadi Situs Keramat
Andi Situmorang, seorang penjaga di Aek Sipitudai menuturkan Aek Sipitudai disambangi khalayak, tak sekadar pada tujuh rasa dari satu sumber mata air. Lebih dari itu, tiap wisatawan yang mencicipi, meneguk dan memandikan air dari pancuran di Aek Sipitudai, beroleh penggenapan atas harapannya.
Begitulah, para pelancong memiliki ragam cara menikmati air tujuh rasa. Mulai dari sekadar mencicipi tujuh rasa sebagai pembuktian 'Feel The Miracle'. Adapula yang langsung mengguyurkan badan di bawah aliran air usai berjerih lelah mendaki Gunung Pusuk Buhit, dan ada juga yang memang khusus mengambil airnya untuk tujuan spiritual.
"Banyak dari mereka yang menyakini, bahwa meminum air tujuh rasa tersebut dapat menyembuhkan penyakit dan membuat awet muda," kata Andi Situmorang semringah.
Baca: Ini Keindahan Jalur Singkat ke Gunung Pusuk Buhit
Air mengalir dari sebatang Hariara atau pohon Beringin. Hariara meresap air dari kaki gunung Pusuk Buhit sebelum mengucur dari beberapa saluran pancur. Penduduk sekitar dan pelancong bisa membasuh tubuh langsung dari air pancuran tersebut.
"Nah, di sini ada tujuh pancuran dengan aliran berbeda-beda rasa. Ada rasa asam, pekat, asin, tawar, kelat, kesat, pahit," bilang Andi Situmorang.
Tribun pun menampung air dalam wadah botol. Air jernih atau tak berwarna itu serupa dengan air mineral kemasan lainnya. Tribun mencoba meminum masing-masing air yang ditampung dari tujuh saluran. Rasanya memang berbeda-beda, sesuai dengan penuturan Andi Situmorang.
Fakta mencengangkan ini tentu mampu menggamit minat para pelancong. Merasakan khasiat dari tiap tegukan atau dapat pula merasakan segarnya Aek Sipitudai saat menyentuh dan mengaliri daksa. Sensasi Aek Sipitudai menjadi pengalaman langka, sensasional dan eksotis.
(sil/tribun-medan.com)