Travel
Bukit Lawang, Tempat yang Tepat untuk Lihat Orangutan
Menyusuri hutan rimba dengan lebatnya ranting dan akar yang menjalar keluar tanah, hingga pemandangan orang utan dan lutung bersangkut-sangkutan
Laporan Wartawan Tribun Medan / Silfa Humairah
TRIBUN-MEDAN.com - Pohon-pohon tampak menjulang tinggi memebuhi hutan observasi orangutan Bukit Lawang yang terletak di desa Bukit Lawang, kecamatan Bohorok,8 Kabupaten Langkat, satu diantara pintu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) cukup diminati wisatawan dalam dan luar kota hingga mancanegara.
Baca: Kemudahan Bagi Pengusaha Pemula Akan Meningkatkan Pendapatan Pajak Negara
Menyusuri hutan rimba dengan lebatnya ranting dan akar yang menjalar keluar tanah, hingga pemandangan orang utan dan lutung bersangkut-sangkutan dan pindah dari satu ranting ke ranting lainnya memacu adrenalin.
AH Lubis, pemandu wisata Bukit Lawang menuturkan orang utan suka berinteraksi dengan manusia, jadi pengunjung tidak perlu takut diserang apalagi digigit.
Bahkan jika beruntung mendapati orang utan, mereka tidak sungkan bermain dengan orang utan lainnya saling merayu untuk kawin.
Di depan pengunjung. Tapi jika ada suara berisik atau gangguan dari pengunjung seperti lemparan batu ke arah mereka, barulah mereka mudah terpancing untuk menyerang.
Baca: Ini yang Dilakukan DPRD Untuk Pengukuhan Hefriansyah Sebagai Wali Kota
"Saya biasanya sebelum masuk hutan sudah menghimbau agar wisatawan tidak panik saat melihat orang utan atau binatang lainya. Tidak berisik atau berteriak atau sampai mengganggu aktivitas orang utan. Jadi bergerak pelan dan menikmati pemandangan interasi mereka saja atau mengambil foto sepuasnya tanpa banyak gerakan atau suara," katanya.
Baca: Foto Detik-detik Saat Musibah Datang, Momen Terakhir Paling Menjengkelkan
Hutan TNGL menjadi satu-satunya hutan yang dijaga dan dilindungi serta dijadikan tempat observasi orang utan. Aneka flora langka tumbuhan dan satwa seperti kantong semar, meranti, keruing, damar laut, anggrek hutan, rafflessia, bunga bangkai juga dengan mudahnya anda dapati di tengah hutan.
Baca: Seminggu Dibawa Supir Angkot, Ini yang Terjadi Pada Gadis 15 Tahun
Pengunjung dilarang masuk jika tidak didampingi pemandu resmi dari Hutan Observasi Bukit Lawang, untuk menggunakan jasa pemandu biasanya harga jasa tergantung lamanya di hutan. Untuk perharinya Rp 100 ribuan perorang sudah termasuk menyusuri sungai dengan ban.
(Sil/tribun-medan.com)
