Superball
PSMS Medan Tak Butuh Ketua Umum, Menurut Hendra DS Ini yang Dibutuhkan saat ini
Namun Wakil Ketua Fraksi Hanura DPRD Medan, Hendra DS menilai yang dibutuhkan PSMS Medan saat ini bukanlah Ketua Umum.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Arifin Al Alamudi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Panitia Penjaringan tengah membuka pendaftaran calon Ketua Umum PSMS Medan. Pendaftaran akan berakhir 6 Maret 2017 dan kemudian akan digelar Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) untuk memilih Ketua Umum.
Namun Wakil Ketua Fraksi Hanura DPRD Medan, Hendra DS menilai yang dibutuhkan PSMS Medan saat ini bukanlah Ketua Umum.
Baca: Biaya Pendaftaran Rp 50 Juta Bikin Bursa Calon Ketua Umum Sepi Peminat
Baca: Imam Bayhaqi Sering Live Video di Instagram, Ternyata Ini Alasannya
Ia merunut sedikit ke belakangan. Sejarah PSMS Medan berdiri ditopang oleh enam klub. Enam klub ini yang berkompetisi dan pemainnya akan disumbangkan kepada Ayam Kinantan.
Sekarang PSMS sudah dimiliki oleh 40 klub. Tapi legalitas formalnya tidak ada dan tidak memiliki kontribusi yang besar. Ke-40 hanya terlihat saat pemilihan ketua umum.
"Sekarang PSMS Medan sudah menjadi PT, tidak cocok lagi jika dipimpin oleh ketua umum. Di Zaman profesional saat ini harusnya PSMS memiliki CEO atau pemilik klub," ungkat Hendra DS, Rabu (1/3/2017).
Pria yang menjabat Ketua Umum PS Patriot Medan ini menjelaskan saat ini yang harus dibenahi PSMS adalah soal manajemen keuangan yang harus bagus dan transparan.
"Jika manajemennya transparan dalam hal keuangan, pasti banyak sponsor yang mau masuk," katanya.
Hendra DS pernah menjabat sebagai manajer PSMS pada tahun 2010-2011. Saat itu PSMS punya tiga punya pemain asing dengan total gaji Rp 1,2 miliar.
Baca: Mau Tahu Mengapa Prestasi PSMS Medan saat Ini Jeblok? Ini Penjelasan Legenda Ayam Kinantan
Baca: Pemilihan Ketua Umum PSMS Medan Digelar 11 Maret, Panitia Masih Menunggu Kejutan
Untuk menggaji ketiga pemain ini, ia menjalin kerjasama dengan beberapa pengusaha untuk patungan.
"Dulu patungan gaji pemain, dan mereka langsung transfer gaji ke pemain. Sekarang (sponsor) enggak mau masuk karena takut pengurus tidak transparan," jelasnya.