Baku Tembak Polisi dengan Gerombolan Bersenjata, Begini Nasib WNI di Filipina

Berdasarkan informasi dari KJRI Davao, masih ada 17 warga negara Indonesia (WNI) di sana.

Editor: Salomo Tarigan
Inquirer News
Presiden Filipina Rodrigo Duterte 

TRIBUNMEDAN.com- Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Mindanao, sejak Selasa (23/5/2017) malam.

Aturan itu diberlakukan menyusul terjadinya baku tembak antara tentara Filipina dengan kelompok bersenjata di kota Marawi.

Baca: Ditentang Aktivis terkait Kebijakan Perang Narkoba, Duterte: Saya Penggal Kepala Kalian

Baca: Serangan ISIS Sudah Menewaskan 21 Orang, Termasuk Polisi, Ada juga yang Dipenggal

Terkait hal itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, berdasarkan informasi dari KJRI Davao, masih ada 17 warga negara Indonesia (WNI) di sana.

"Yang satu (orang) menetap di sana dan memiliki keluarga. Sebanyak 16 orang lainnya merupakan rombongan majelis tabligh," ujar Arrmanatha di Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2017).

Arrmantha mengatakan, kondisi mereka saat ini baik-baik saja. Lokasi tempat tinggal mereka sementara ini dekat dengan kantor polisi setempat. Selama berada di sana, para WNI juga mengikuti aturan yang berlaku.

"Mereka mengkuti aturan tidak keluar pada jam tertentu," kata Arrmanatha.

Arrmanatha mengatakan, Konsulat Jenderal di Davao juga mengupayakan evakuasi, namun para WNI tersebut mengaku masih ingin berada di sana.

Meskipun demikian, lanjut Arrmanatha, Kemlu tetap melakukan komunikasi dengan perwakilan di Filipina guna memastikan keamanan para WNI tersebut.

Abu Sayyaf pemimpin eksekutor ISIS tewas dibunuh
Abu Sayyaf pemimpin eksekutor ISIS tewas dibunuh (Ist\)

Arrmanatha juga menyampaikan, hingga saat ini belum ada informasi yang menyebut bahwa ada dugaan WNI yang ikut dalam penyerangan itu.

"Sampai saat ini kami belum mendapatkan informasi itu, informasi yang kami terima, 16 orang merupakan rombongan tabligh. Di sana mereka melakukan ibadah keliling-keliling tempat ibadah," kata Arrmanatha.

Arrmanatha juga belum bisa memastikan kebenaran kabar terkait penemuan passpor WNI atas nama Al Amin di daerah yang diserang kelompok bersenjata tersebut.

"Beberapa waktu lalu ada info itu tapi kita belum tahu. Kita belum bisa memverifikasi, karena paspor masih dipegang oleh otoritas Filipina. kita akan verifikasi benar atau tidaknya apakah benar yang bersangkutan ada di filipina" kata Arrmanatha.

Seperti dilaporkan oleh media lokal Filipina, baku tembak terjadi ketika polisi dan tentara bergerak untuk melaksanakan perintah penahanan seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.

Kelompok Maute kemudian menyerbu kota Marawi sebagai bentuk respon atas rencana penahanan tersebut.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved