Mencegah Agar Tidak Terlibat Persekusi

Persekusi bukan lah hal yang mengenakan bagi korban. Maka, sebaiknya sebelum ikut-ikutan melakukan hal tersebut, posisikan korban sebagai diri....

(Grandfailure)
ilustrasi melarikan diri 

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Persekusi memiliki dampak cukup parah bagi korbannya. Depresi, stres, hingga menarik diri dari dunia sosial adalah risiko yang didapat korban dari aksi persekusi.

Psikolog Universitas Tarumanegara, Untung Subroto Dharmawan, mengatakan ada ragam sebab masyarakat melakukan persekusi. Salah satunya adalah ketidaktahuan.

“Orang itu kan banyak melakukan tindakan yang sebenarnya dia nggaktahu,” kata Untung kepada Kompas Lifestyle, Kamis (1/6/2017).

Baca: Partai Lama Tak Perlu Verifikasi Faktual

Baca: Amien Rais: Jangan Ditulis Saya Pucat, Sayu, dan Tidak Tidur

Oleh karena itu, Untung menyarankan agar merespon sebuah isu dengan bijak. Masyarakat harus lebih dulu mencari kebenaran. Bila tidak tahu, maka dianjurkan untuk menjadi pengamat.

Persekusi bukan lah hal yang mengenakan bagi korban. Maka, sebaiknya sebelum ikut-ikutan melakukan hal tersebut, posisikan korban sebagai diri sendiri. “Tempatkan sisi Anda di dia (korban). Anggap keluarga Anda di di posisi dia. Pasti tidak enak,” kata Untung.

Di sisi lain, persekusi juga dianggap tak memiliki manfaat sedikit pun. Masyarakat melakukan persekusi biasanya karena ingin menjadi konformitas, sesuai dengan aktivitas masyarakat kebanyakan. Mereka seringkali tidak sadar cara itu salah.

“Yang mesti diingat, ketika kita juga melakukan persekusi pada orang lain melalui media, tindakan kita bukanlah sebuah tindakan yang membuat keadaan lebih baik, tapi bisa malah membuat kondisi lebih runyam,” kata Untung. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved