Baca Edisi Cetak Tribun Medan

Mengerikan, Teroris Mengincar Markas Militer Bukit Barisan dan Kompleks Asia Mega Mas

Rinciannya adalah Markas Polda Sumatera Utara, Markas Komando Brimob Polda Sumut, Markas Polsek Tanjungmorawa, Markas Kodam Bukit Barisan, Yon Zipur

(HO/Polda Sumut/Mustaqim Indra Jaya)
Terduga terois menyerang pos II penjagaan Markas Polda Sumatera Utara di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Minggu (25/6/2017) dinihari. Penyerangan beberapa jam menjelang salat Id di Medan dan sekitarnya. Seorang pelaku, duga Ardi, tewas ditembak polisi. (HO/Polda Sumut/Mustaqim Indra Jaya) 

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Tersangka teroris, yang menyerang Mapolda Sumut di Medan, Syawaludin Pakpahan (43) dan kelompoknya, mengincar tiga markas polisi dan tiga markas tentara sebagai sasaran aksi teror.

Tujuan mereka adalah merebut senjata yang ada di markas-markas tersebut.

Detail lokasi yang diincar Syawaluddin Pakpahan (SP) dan kelompoknya tersebut diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Penmas) Polri Brigjen Rikwanto.

Fakta tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap SP dan dua anggota kelompoknya, yakni Firmansyah Putra Yudi (FPY), dan Hendri Pratama (HP) alias Boboy.

Baca: Luar Biasa, Pria Ini Berani Tangkap Ular Piton 5 Meter dengan Tangan Kosong

Baca: Kapolda Bilang Ada Tas Kecil Milik Pelaku Penikaman Tertinggal di Masjid

Baca: Ini Identitas Pelaku Penikaman Dua Brimob, Anda Kenal?

Baca: Pelaku Penikaman Personel Brimob Sempat Teriak Kafir

Lokasi-lokasi yang disurvei SP dan kelompoknya, seluruhnya berada di Kota Medan dan sekitarnya.

Rinciannya adalah Markas Polda Sumatera Utara, Markas Komando Brimob Polda Sumut, Markas Polsek Tanjungmorawa, Markas Kodam Bukit Barisan, Markas Yon Zipur, dan Kompleks Asia Megamas Medan.

"Tujuan dari seluruh aksi penyerangan di kantor polisi dan TNI adalah membunuh dan merampas senjata api petugas," ungkap Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2017).

Hanya Kompleks Asia Megamas Medan, yang mereka incar bukan karena alasan merebut senjata api. Kompleks tersebut dipetakan karena SP dan kelompoknya mengincar warga keturunan Tionghoa. "Kelompok ini adalah simpatisan JAD (Jamaah Anshar Daulah)," ujar Rikwanto.

Rencana menebar teror di Kota Medan, digagas SP sepulang dari Suriah. "Jadi, sepulang dari Suriah, SP merekrut beberapa tetangganya, sesama pedagang kecil, yakni AR, FP dan HP," ujar Rikwanto.

SP meminta ketiga orang tersebut mengikuti jejaknya. Mereka juga diminta kesediannya untuk berjihad. Tugas awal bagi tiga rekrutan baru itu adalah memetakan lokasi-lokasi yang akan dijadikan sasaran teror, selain Markas Polda Sumut.

Rikwanto juga menjelaskan, SP pergi ke Suriah pada 2013. Sebelumnya, sekitar 2004, SP mempelajari aliran-aliran radikal lewat internet.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved