Hidup Tanpa Pasangan Dalam Jangka Waktu Lama Bisa Sebabkan Pikun

Hidup melajang memang tak selalu dekat dengan kesepian, namun tak memiliki pasangan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko mengalami demensia

zoom-inlihat foto Hidup Tanpa Pasangan Dalam Jangka Waktu Lama Bisa Sebabkan Pikun
int
ilustrasi

TRIBUN-MEDAN.com -  Hidup melajang memang tak selalu dekat dengan kesepian, namun tak memiliki pasangan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko mengalami demensia alias pikun.

Demensia ditandai dengan menurunnya kemampuan intelektual dan sosial secara progresif.

Beberapa ciri demensia yang umum antara alin penurunan atau hilangnya daya ingat, menalar, menilai, serta berbahasa. Awam menyebutnya dengan pikun.

Penyakit ini lebih umum dialami orang berusia lanjut.

Baca: Mengejutkan, New York Times Abadikan Jokowi dalam Karikatur Ini, Kenapa Ya?

Baca: Beginilah Reaksi Setya Novanto saat Menjelaskan Penetapan Dirinya sebagai Tersangka

Baca: Alamak, Terverifikasi Rencana Membunuh Ahok yang Dirancang Melalui Aplikasi Telegram

Sebuah tinjauan terhadap 14 studi yang dipresentasikan di Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer di London menemukan, mereka yang tidak menikah 42 persen lebih mungkin terkena penyakit ini.

Sementara itu, menjanda atau menduda juga meningkatkan kemungkinan demensia sampai seperempatnya.

Namun, risiko yang sama tidak ditemui pada mereka yang bercerai.

Demikian kesimpulan para ahli dari University College London dan Camden dan Islington NHS Foundation Trust yang melakukan penelitian.

Gaya hidup selalu aktif dan berinteraksi sosial menjadi faktor penentu di balik temuan tersebut.

Dr Laura Phipps, dari Alzheimer's Research UK, mengatakan ada penelitian menarik yang menunjukkan bahwa orang-orang yang menikah umumnya hidup lebih lama dan menikmati kesehatan yang lebih baik.

"Orang yang sudah menikah cenderung lebih beruntung secara finansial, sebuah faktor yang erat dengan banyak aspek kesehatan kita. Pasangan juga membantu kita lebih termotivasi untuk hidup sehat dan memberi dukungan sosial,” kata Phipps.

Penelitian lain menunjukkan bahwa bersosialiasi dapat membantu membangun cadangan kognitif atau sebuah ketahanan mental yang menurunkan risiko terkena penyakit Alhzheimer.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved