Mengharukan, Kisah Seorang Bankir Sukses dan Penyesalan Terdalam Hidupnya

Hidup ini berjalan begitu cepat dan ringkas. Terkadang, kita bahkan tidak sadar, atau mungkin berpura-pura menerima

Ilustrasi 

TRIBUN-MEDAN.com – Hidup ini berjalan begitu cepat dan ringkas. Terkadang, kita bahkan tidak sadar, atau mungkin berpura-pura menerima, bahwa kenyataan tidak seperti yang kita harapkan.

Kalian tahu, ternyata lebih mudah mencari pekerjaan atau jodoh dibanding menjadi pribadi yang kita inginkan atau cita-citakan.

John Jerryson, seorang bankir sukses berusia 46 tahun, menulis sebuah surat terbuka di sebuah media lokal Australia.

Ia menceritakan seluruh kisah hidupnya di dalam tulisan itu. Namun jangan berharap Anda akan membaca kisah sukses seorang bankir di sini.

Karena yang tertulis ternyata hanyalah penyesalan akan hidupnya. Ia, akhirnya, sadar bagaimana ia menyia-nyiakan hidupnya selama ini. John bahkan menganggap dirinya bagaikan orang asing.

Ratusan orang merespon surat terbuka John dan banyak diantaranya memberikan simpati dan motivasi. Apa sebenarnya yang dituliskan John dalam suratnya?

“Hai, namaku John. Aku sudah berpikir cukup lama, namun akhirnya aku menuliskan hal ini. Aku harus mengeluarkan semua yang tersimpan di hatiku.

Aku seorang bankir yang berusia 46 tahun dan selama ini ternyata aku hidup tidak seperti yang aku inginkan. Semua mimpiku, keinginanku, sudah hilang.

Aku selalu kerja enam hari selama seminggu dalam 26 tahun ini. Aku selalu memilih jalur yang aman untuk semua yang kulakukan. Tak kusangka hal itu lah yang ternyata justru telah mengubah pribadiku.

Aku mendapati istriku ternyata sudah berselingkuh sejak 10 tahun terakhir. Anakku juga tidak begitu peduli denganku. Aku juga baru sadar bahwa aku tidak hadir di pemakaman ayahku tanpa ada alasan apapun.

Hobiku menulis novel tapi aku tidak pernah menyelesaikannya. Aku juga tidak jadi menggeluti hobi travellingku yang selalu kucita-citakan.  

Padahal hal-hal itulah yang menjadi keinginan dan cita-citaku sejak masih remaja dulu. Kalau lah gambaran remajaku datang saat ini, aku pasti sudah memukul wajahku sendiri. Aku akan menyesali kenapa semua mimpiku begitu cepat hancur.

Masih seperti kemarin rasanya ketika aku masih berumur 20 tahun. Masih seperti kemarin rasanya ketika aku begitu bernafsu mengubah dunia. Orang-orang di sekitar begitu menyayangiku. Dan aku juga menyayangi mereka.

Aku begitu inovatif, kreatif, spontan, tak takut resiko dan sangat baik kepada orang lain. Aku hanya punya dua mimpi, yaitu menulis sebuah buku dan yang berikutnya adalah mengelilingi dunia dan menolong mereka yang membutuhkan.

Lalu akhirnya aku menikah dengan perempuan yang kupacari selama empat tahun. Cinta yang begitu nyata. Ia menyukai semua hal yang ada padaku. Spontanitas, enerjik dan kemampuanku untuk membuat orang lain tertawa dan merasa begitu dicintai.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved