Edisi Cetak Tribun Medan
Sertijab Berubah Duka, AKP P Nainggolan Meninggal 30 Menit Sebelum Dilantik
Namun, nyawa Nainggolan tak terselamatkan. Tak lama berselang, isak tangis keluarga Nainggolan pecah di kamar jenazah.
TRIBUN-MEDAN.COM - Serah terima jabatan dua Perwira Pertama (Pama) di lingkungan Polres Deliserdang berakhir duka. Satu dua perwira yang hendak mengikuti acara tersebut, AKP P Nainggolan (52) meninggal secara mendadak.
Ia meninggal sekitar 30 menit sebelum serah terima jabatan dimulai, Senin (18/9). Nainggolan mestinya menjabat sebagai Kasat Binmas Polres Deliserdang, menggantikan MA Ritonga, yang dipromosikan sebagai Kabag Sumda Polres Batubara.
Sebelum acara serah terima, Nainggolan mengeluh sakit kepala. Ia kemudian dibawa ke RSUD Deliserdang. Namun, nyawa Nainggolan tak terselamatkan. Tak lama berselang, isak tangis keluarga Nainggolan pecah di kamar jenazah.
Istri Nainggolan, Elina, dan dua anaknya Debora dan Daniel tampak menangis terisak-isak.
Bahkan, Debora sampai histeris. Banyak kata yang ia lontarkan saat meratap.
"Bangun Pa, bangun. Janganlah kayak gini Papa sama kakak. Aku sayang sama Papa. Baik kalilah Papaku ini. Tadi pagi, kan papa yang banguni aku. Aku masih butuh sama Papa. Bangun Pa," ucap Debora.
Beberapa anggota Bhayangkari berusaha menenangkannya, namun Debora tidak perduli. Ia terus menangis dan mengharapkan ayahnya bisa bangun. Sekitar setengah jam kemudian, Debora pingsan di pelukan anggota Bhayangkari.
"Kok diam dia (Debora) ini. Pingsan ini, pingsan," ucap seorang anggota Bhayangkari. Ketua Bhayangkari Polres Deliserdang Silvana Robert Da Costa tampak kerepotan, karena Debora pingsan. Anggota Bhayangkari kemudian memindahkan Debora dari kamar jenazah ke ruangan lain.
Elina juga sempat melepaskan pelukannya ke leher Nainggolan. Ia khawatir melihat kondisi anaknya. " Kak kenapa kau kak. Kakak," ucap Elina.
Rekannya sesama anggota Bhayangkari berulang kali menyodorkan air mineral kepada Elina.
"Pa cepat kalilah kau tinggalkan aku. Nggak ada kawanku lagi Pa. Bangunlah Pa," kata Elina meratap.
Saat jenazah Nainggolan hendak dibawa ke rumah duka di Kompleks Perumahan Riveira, dekat Mapolda Sumut, Elina tampak berjalan tergopoh-gopoh.
Ia terpaksa dituntun. Saat disarankan rekannya sesama anggota Bhayangkari duduk di sebelah sopir ambulans, ia menolak. Elina memilih duduk di belakang bersama anaknya yang terus memeluki tubuh ayahnya.
Tetangga almarhum, Beni Siahaan, menyebut Nainggolan meninggalkan satu orang istri dan empat anak, satu perempuan dan tiga laki-laki.
Mengeluh Sakit
Wakapolres Deliserdang Kompol Faisal Rahmad Simatupang mengatakan, Nainggolan mengeluh sakit, ketika berada di ruang kerjanya. Sebelum acara dimulai, katanya, Nainggolan datang ke ruangannya bersama Kasat Narkoba, yang baru Erwin.