Segarnya Rezeki dari Mina Padi, Keuntungan 3 Kali Lipat, tapi Kok Sepi Peminat?

Sigit Paryono melemparkan pakan ikan ke kolam di lahan sawahnya, Dusun Cibluk, Margoluwih Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Editor: Tariden Turnip
BBC INDONESIA
Mina padi, membudidayakan ikan di lahan pertanian sudah dilakukan sejak dulu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Mina Padi yang merupakan integrasi antara pertanian dan budidaya ikan dalam satu lahan, dapat meningkatkan omset para petani sampai tiga kali lipat, tetapi tak banyak petani yang dengan mudah beralih ke Mina Padi.

Sigit Paryono melemparkan pakan ikan ke kolam di lahan sawahnya di Dusun Cibluk, Margoluwih Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ikan-ikan itu tampak dengan gesit berenang menyambut makanan mereka. Puluhan ikan Nila dan Emas lain tampak berenang diantara rumpun padi di sawah.

Sigit mengatakan budidaya ikan di lahan persawahan ini sudah dilakukan secara tradisional oleh kakeknya, tetapi dia baru mengembangkannya beberapa tahun terakhir.

Mina padi, menurut Sigit, lebih menguntungkan dibandingkan sawah konvensional.

Dia mengaku pernah mendapatkan omset sekitar 120 juta rupiah dari satu hektar sawah dari padi dan ikan.

"Kalau padi biasa (keuntungan) per 1.000 (meter) itu sampai 1,5 sampai 2 juta itu sudah bagus, untuk mina padi keuntungan 4-5 juta jadi sekitar 3 kali lipat," jelas Sigit.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan secara ekonomi, keuntungan petani dapat meningkat tergantung dari komoditasnya.

"Kalau dengan udang galah bisa besar lagi, bisa menghasilkan 1-2 ton per hektar dengan harga sekitar 90 ribu untuk size 40 centimeter, bisa mencapai keuntungan 80-100 jutaan," jelas Slamet.

Dia memperkirakan integrasi padi dan budidaya ikan bisa meningkatkan pendapatkan petani sampai Rp 60 juta per hektar.

Keuntungan lain dari mina padi, menurut Sigit, petani masih dapat keuntungan jika mengalami gagal panen.

"Keunggulan lainnya, (sawah) konvensional itu sudah habis modal ga kembali, kalau mina padi kita ada harapan dari ikannya.

Mina padi

Sigit Paryono mengatakan Mina Padi lebih menguntungkan petani sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah/BBC INDONESIA.

Tanpa pestisida dan bebas hama

Selain keuntungan ganda yang didapat dari lahan mina padi, harga jual padinya pun lebih mahal dibandingkan dengan padi biasa, karena bebas pupuk kimia.

"Awalnya kita pakai pupuk tapi terus berkurang, sampai sekarang gak usah pake, nih liat padinya ga kalah dengan yang pake pupuk toh, besar-besar, kotoran ikan yang membantu (pertumbuhan padi)," jelas Sigit sambil menunjuk ke lahan padi yang berada di dalam genangan air kolam.

Mina padi ini menggunakan 'pendekatan ekosistem' dan secara perlahan akan menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan pestisida.

Sumber: bbc
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved