SBY Singgung Gaji saat Dirinya Jadi Presiden Tidak Pernah Naik, Apa Maksudnya?
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkit soal gaji saat ia memimpin 2 periode Indonesia.
TRIBUN-MEDAN.COM- Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkit soal gaji saat ia memimpin 2 periode Indonesia.
SBY mengungkapkan hal tersebut saat bersilaturahmi dengan jemaah majelis taklim se-Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (20/3/2018).
Pada acara yang digelar di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegal Waru tersebut, SBY melakukan dialog interaktif dengan seribuan warga.
Menanggapi pertanyaan warga mengenai peran Majelis Taklim, SBY menjawab anggota majelis harus menaati sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Satu di antaranya adalah menyampaikan hal-hal yang jujur.
Baca: Meghan Markle Bilang Hal Berikut yang Bikin Ia Jatuh Cinta kepada Pangeran Harry
Baca: Jika Anda Belum Tahu, Inilah Rahasia di Balik Angka Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP
“Nabi itu jujur, tidak pernah menyampaikan hoaks. Ia juga mengajarkan kepada kita Islam yang damai, menjaga kerukunan dan persaudaraan,” papar Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Menjawab soal lain, SBY menyarankan para ibu-ibu pelaku UMKM untuk memanfaatkan kemajuan terknologi, terutama internet, agar mampu bersaing dalam dunia usaha. Meski peran pemerintah juga dibutuhkan untuk membantu dalam permodalan.
“Saat 10 tahun pemerintahan saya, memajukan koperasi dan UMKM adalah prioritas utama. Dulu ada kredit usaha rakyat, anggarannya besar sekali. Kini saya dengar ada 60 juta rakyat kita yang kesulitan. Pemerintah diharapkan bisa melanjutkan program pro rakyat yang dulu cukup berhasil,” paparnya.
SBY kemudian menjawab keluhan Susilawati, guru SD yang telah menjadi honorer selama enam tahun. SBY memintanya bersabar sembari meningkatkan kualitas diri agar mendapat peluang untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
“Selama menjabat presiden, gaji saya tak pernah naik. Bagi saya, lebih penting menaikkan dulu gaji saudara-saudara. Tahun 2004, gaji guru hanya Rp 600 ribu. Alhamdulillah, kita bisa meningkatkannya menjadi Rp 2,5 juta lebih,” bebernya.
Karena itu, SBY berharap Partai Demokrat kembali diberi amanah memimpin bangsa agar bisa memperjuangkan lagi nasib rakyat kecil, baik negeri maupun swasta.
“Dulu kita mengangkat satu juta guru honor menjadi PNS. Mudah-mudahan nanti kita diberi peluang lagi untuk melakukannya,” harap SBY. (*)