Brian Sang Saxophone Berbagi Tips untuk Kamu yang Pemula
Brian mengatakan, untuk para pemula disarankan belajar di lembaga kursus musik atau privat pada saxophonist senior.
Laporan wartawan Tribun Medan / M Fadli
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Brian Laso Dari Harefa (27), musisi asal Sumatera Utara ini sukses menata karir di dunia musik. Tidak hanya sebagai seorang pemain Saxophone, ia juga sukses mendirikan Management Music Shine.
Namun kesuksesannya tidak hanya dari kesungguhan dirinya, melainkan dorongan dari berbagai pihak.
Saat ditemui Tribun Medan di salah satu cafe yang terletak di Lapangan Merdeka Medan, Rabu (18/7/2018), ia juga membagi tips untuk seseorang yang berniat mengikuti jejaknya sebagai pemain Saxophone profesional.
Brian mengatakan, untuk para pemula disarankan belajar di lembaga kursus musik atau privat pada saxophonist senior.
Nah untuk harga saxophone sebenarnya cukup mahal namun bukan tidak mungkin akan menjadi kendala bagi yang benar-benar berniat.
“Untuk harga yang berkualitas sekitar Rp 30 juta sampai Rp 40 jutaan, seperti merk Selmer Mark VI. Itu sebabnya, bagi pemula saya menganjurkan untuk menggunakan saxophone second, tapi jangan yang made in China, karena kualitasnya tidak begitu bagus dan bisa berpengaruh pada tone (nada) yang dikeluarkan. Untuk saxophone second harganya mulai dari kisaran Rp 5 jutaan," ucapnya.
Kalau untuk menjaga agar awet, sambung Brian, jangan sampai jatuh atau terbanting. Lalu sering-sering dilap dengan minyak kayu putih. Sekali dalam setahun, kalau bisa saxophonenya dioverhaul atau dire-pad,” katanya.
Kalau untuk koleksi Brian, ia mempunyai beberapa saxophone. Merknya Selmer Bundly, Hermes, Jupiter, Conn, dan P Mauriat. Harganya dari lima jutaan hingga Rp 20 juta.
Namun saxophone favoritnya adalah Yamaha Yas 475 yang dibelinya pada tahun 2008, sewaktu masih SMA, dengan harga Rp 18 juta.
Terlepas dari soal harga dan kualitas saxophone yang digunakan, Brian menegaskan kunci keberhasilan seorang saxophonist pada akhirnya akan ditentukan dari bakat dan semangatnya sendiri.
“Terus tekun berlatih dan jangan cepat puas dengan apa yang didapat, karena proses tidak akan mengkhianati hasil,” ujarnya.
Ia juga mempunyai Management Music, yang bernama Shine Music. Didalamnya ada The blowers dan Shine Orcastra, untuk alirannya lebih ke pop.
"Untuk kegiatan kami lebih sering masuk ke wedding. Kalau aku pribadi, lebih sering mengikuti ivent internasional. Bulan depan, kami akan tampil di Singapura, acara wedding," ujarnya.
(cr3/tribun-medan.com)