Menderita Hidrosefalus, Bocah 11 Tahun Ini Dirawat di RSUD Pirngadi Medan
Putri Ananda yang beralamat di Jalan Kenari 6 No 269 Perumnas Mandala Percut Seituan Deliserdang ini menderita Hydrocephalus sejak ia lahir.
Penulis: Chandra Simarmata |
Laporan Wartawan Tribun Medan, Chandra Simarmata
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Putri Ananda Rangkuti bocah 11 tahun anak ke-4 dari pasangan Safniwili dan Zulkifli Rangkuti terbaring lemas di ruang Melati Anak lantai 3 RSUD Dr Pirngadi Medan.
Putri Ananda yang beralamat di Jalan Kenari 6 No 269 Perumnas Mandala Percut Seituan Kabupaten Deliserdang ini menderita Hidrosefalus sejak lahir.
Meski sudah mengalami operasi Putri tak kunjung membaik dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Ibu Putri, Safniwili mengatakan sejak lahir anaknya sudah mengalami hydrocepalus dan karena kuatir mengalami pembesaran, di usia 21 hari Putri pernah dioperasi dan setelah itu karena kekurangan biaya, Putri hanya dirawat di rumah hingga usianya mencapai 11 tahun dimana saatnya anak dapat bermain dan bersosialisasi di lingkungan sekitarnya.
"Anak saya ini mengalami (sakit ) ini sejak lahir tanggal 13 april 2007 lalu. Umur 21 hari langsung dilakukan operasi di RS Pirngadi, memang kondisi kepalanya tidak membesar lagi namun kondisi tubuhnya tidak bisa berkembang seperti anak-anak lainnya, tapi itupun saya bersyukur Putri bisa bertahan sampai saat ini," terangnya pada Senin, (23/7/2018).
Safniwili mengaku selama ini Putri hanya terbaring ditempat tidur. Saatnya makan diberi makan, saatnya minum diberi minum dan jika ayahnya pulang, putri baru mengeluarkan suaranya pertanda ia sangat senang jika ayahnya sudah pulang.
Putri yang merupakan anak bungsu ini juga tidak bisa melihat dan bicara. Dia dikatakan hanya bisa mendengar.
Sebenarnya, Safniwili sangat sedih dengan kondisi anaknya, hanya saja jika dibawa berobat mereka terkendala keuangan. Lagipula Putri tidak pernah rewel. Safniwili dan Zulkifli Rangkuti yang hanya berprofesi sebagai Cleaning Service dan Satpam disalah satu Kantor Asuransi di Medan mengaku tidak mampu membawa Putri ke rumah sakit, begitu juga untuk ikut serta program pemerintah yang bernama BPJS. Safniwili mengaku tak mampu membayar.
"Putri itu tidak pernah rewel, dikasi makan mau aja, dia ngeluarkan suara hanya saat ayahnya pulang dan ia sangat senang jika ayahnyapun menyahutnya dengan panggilan sayang yakni Ananda," ungkapnya sembari tersenyum sambil memberi minum menggunakan alat suntik.
Berdasarkan informasi, Putri masuk ke RSUD Dr Pirngadi sejak malam minggu kemarin sekitar pukul 1 malam. Saat itu kondisinya mengalami muntah darah yang sudah terjadi sejak 2 hari 2 malam di rumahnya.
Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan Putri dilarikan ke rumah sakit dan kini dirawat intensif di ruang melati anak lantai 3 RSUD Dr Pirngadi.
Sejauh ini pasien ini hanya bisa mengkonsumsi roti dan minum susu yang disulangi dengan menggunakan alat suntik dikarenakan putri tidak bisa lagi disulangi menggunakan sendok. Kondisinya sangat memperihatinkan.
Keluarga pasien pun berharap agar ada pihak-pihak dan para dermawan yang baik hatinya bisa bermurah hati untuk mengulurkan bantuan kepada mereka.
Sementara itu, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUD Dr. Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin mengatakan saat ini pihaknya rumah sakit tengah melakukan observasi terlebih dahulu karena pasien baru masuk.
Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan akan di diagnosa penyakitnya dan dilanjutkan pengobatan selanjutnya.
"Kita akan melalukan pengobatan selanjunnya, hanya saja saat ini kita lakukan observasi dulu," jelasnya.
(cr11/Tribun-medan.com)