Jokowi Ngaku Pusing Kalau 8 Perempuan Ini Ngambek, Tapi Lebih Pusing Kalau yang 1 Ini Ngambek

Delapan menteri Jokowi memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari Lembut dan galak

Editor: AbdiTumanggor
Biro Setpres
Presiden Joko Widodo saat membuka International Countil of Woman (ICW) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia digelar di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Jumat (14/9/2018).

Pada kesempatan ini, Presiden juga sekaligus membuka General Assembly International Council of Women ke-35.

Di hadapan peserta Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke-90 dan Sidang Umum International Council of Woman (ICW) ke-35, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, kabinetnya memiliki 8 menteri perempuan.

Delapan menteri yang ada di kabinetnya ini memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari lemah lembut hingga "galak".

"Kita memiliki sembilan menteri perempuan dari yang biasanya hanya tiga atau empat," ujar Presiden Joko Widodo dalam pidatonya, Jumat (14/09/2018).

Jokowi mengungkapkan, dari 9 menteri perempuan, saat ini hanya tinggal 8. Sebab, satu menteri mengundurkan diri dan menjadi gubernur.

"Sembilan, hilang satu karena jadi gubernur di Jawa Timur, jadi sekarang 8 menteri," katanya.

Jokowi menuturkan, 8 menteri perempuan di kabinetnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada menteri yang lemah lembut hingga "galak".

"Ada yang lemah lembut seperti Ibu Yohana Yembise, Nila Moeloek. Tetapi ada juga yang aktif agresif dan galak seperti ibu Susi," ucap Jokowi disambut gelak tawa dan tepuk tangan para peserta yang hadir.

Presiden  juga mengaku akan pusing menghadapi delapan menteri perempuan jika semuanya "ngambek".

Namun yang lebih membuat pusing lagi, menurut Jokowi, jika Iriana Jokowi "ngambek".

"Tapi yang jelas kalau 8 menteri saya ini ngambek bareng, pusing saya, dua saja pusing. Tapi lebih pusing lagi kalau ibunya anak-anak yang ngambek, satu tapi lebih pusing itu," ujar Jokowi yang langsung disambut kembali gelak tawa para peserta yang hadir. 

Jadilah Ibu Bangsa

Presiden Jokowi juga menyerukan perempuan Indonesia agar jadi ibu Bangsa yang bertanggungjawab.

“Jadilah Ibu Bangsa wahai perempuan Indonesia. Saya ulangi, jadilah Ibu Bangsa wahai perempuan Indonesia. Ini adalah sebuah tanggung jawab besar perempuan Indonesia untuk menjadi Ibu Bangsa,”ujarnya.

Presiden menjelaskan, Ibu Bangsa yang ia maksud adalah mereka yang mendidik anak-anak sebagai penerus masa depan bangsa, yang memperbaiki mentalitas bangsa, yang menjaga moral keluarga, yang menjaga alam untuk cucunya, serta yang menggerakkan ekonomi keluarga untuk masyarakat.

Presiden Joko Widodo juga memuji peranan para ibu dan kaum perempuan selama ini yang telah turut membangun bangsa.

Presiden mengemukakan, sejak berdirinya negara kita, Indonesia memiliki banyak sekali tokoh perempuan yang menjadi inspirasi bangsa.

Saat zaman perjuangan bangsa pun Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh perempuan yang diabadikan dalam sejarah.

"Zaman dulu kita mengenal perempuan-perempuan pejuang kemerdekaan. Dari Laksamana Malahayati, Dewi Sartika, Ibu Kartini, Christina Martha Tiahahu, dan banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan kita," kata Presiden.

Sementara di masa pembangunan kini, kiprah kaum perempuan juga dapat dirasakan dalam pemerintahan. Tercatat, saat ini, sebanyak 8 pos menteri Kabinet Kerja diisi oleh kaum perempuan.

Kiprah perempuan juga dirasakan dalam perhelatan Asian Games 2018 lalu.

Dari 31 medali emas yang diperoleh Indonesia, sebanyak 12 medali disumbangkan oleh para atlet perempuan Indonesia.

"Coba kita lihat yang dapat emas. Kita punya spider woman Aries Susanti dan Puji Lestari. Ini dapat 2 emas di panjat tebing. Cepat sekali. Kemudian ini Lindswell di wushu kita juga dapat 1 emas. Ini ratu wushu Asia. Artinya kita punya srikandi-srikandi yang akan berjuang untuk Merah Putih, untuk negara kita," ucapnya.

Sedangkan di Asian Para Games 2018 nanti, kiprah atlet perempuan kita juga patut dinanti.

Meski memiliki keterbatasan dalam fisik, dengan semangat srikandi, hal itu tak sampai menghalangi mereka untuk tetap mengukir prestasi.

"Nanda Mei Solihah, ini pelari kencang kita, peraih 3 medali emas di ASEAN Para Games tahun lalu. Ni Nengah Widiasih, atlet angkat besi peraih perunggu di Paralympic di Riau 2016. Kemudian Saudari Suparni Yati, atlet tolak peluru juga dapat emas di ASEAN Para Games 2017. Ada saudari Laura Dinda, baru memenangkan kejuaraan di para swimming di Jerman, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu," tuturnya.

Selain di bidang olahraga, Indonesia juga tak kekurangan tokoh-tokoh perempuan yang mampu menjadi contoh bersama.

Secara khusus Presiden Joko Widodo menyebut nama Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri dari Presiden Indonesia keempat, yang merupakan tokoh pejuang toleransi nasional.

"Saya kira banyak kiprah perempuan di negara kita yang tidak kalah dengan negara-negara lain," imbuhnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Sebelumnya, rombongan Presiden Jokowi  bertolak menuju Provinsi DIY dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada pukul 12.40 WIB.

Sebelum lepas landas, Presiden terlebih dahulu menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Sirotur Nur yang ada di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta.

Usai menempuh penerbangan selama kurang lebih satu jam, Presiden dan Ibu Iriana tiba di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Provinsi DIY pukul 13.30 WIB.

Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan sejumlah pejabat dari Forkopimda DIY.

Serahkan 8.000 Sertifikat Tanah

Presiden Jokowi saat menyerahkan sertifikat tanah di Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah
Presiden Jokowi saat menyerahkan sertifikat tanah di Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah (Biro Setpres)

Sebanyak 8.000 sertifikat diserahkan Kepala Negara kepada warga yang dipusatkan di Stadion Krida Bhakti, Kabupaten Grobogan.

Presiden menuturkan ini merupakan bagian dari 55 ribu sertifikat yang sudah disampaikan tahun ini.

"Tahun depan 100 ribu (sertifikat) di Grobogan," kata Presiden.

Presiden pun menuturkan bahwa ada 116 juta sertifikat seluruh Indonesia yang seharusnya diberikan, tapi hingga 2014 baru 46 juta.

Oleh karena itu pemerintah terus meningkatkan pembagian sertifikat ini, di mana tahun 2017 dari 500 ribu menjadi 5 juta, tahun ini 7 juta, dan tahun depan ditargetkan 9 juta sertifikat diberikan.

"Biasanya 500 ribu sertifikat per tahun, artinya apa, nunggu 160 tahun, ya memang saya hitung, rakyat harus nunggu segitu, mau enggak?" ujar Presiden.

Presiden pun berpesan agar masyarakat penerima menjaga sertifikatnya dengan baik. Termasuk jika masyarakat ingin menggunakannya sebagai agunan di bank.

"Jadi kalau pinjam, dihitung. Gunakan semuanya untuk modal usaha, misalnya 30 juta dapat, semuanya buat usaha buat modal investasi, saya titip ini," ucapnya.

Setelah pemberian sertifikat hak atas tanah untuk rakyat, Presiden meninjau proyek dana desa berupa pembangunan talud yang ada di Desa Tambirejo, Kecamatan Taroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Tribun-Medan.com/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved