infografis
Kisah Para Pemberontak di Rusia: Hidup Cacat Tubuh atau Mati dengan Tragis
Belum lagi para wartawan yang memberitakan hal buruk mengenai Putin, mereka juga bernasib tragis.
TRIBUN-MEDAN.com - Nasib para pembangkang Rusia memang kerap berakhir tragis, baik cacat maupun tewas terbunuh.
Pemimpin negara itu, Vladimir Putin dicurigai berperan dalam kasus pembunuhan para pembelot Rusia, meski dia mengelaknya.
Salah satu pembelot yang bernasib tragis adalah Alexander Litvineko, mantan anggota KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.
Belum lagi para wartawan yang memberitakan hal buruk mengenai Putin, mereka juga bernasib tragis.
Kejadian sama yang melibatkan racun terulang kembali.
Seorang anggota band provokatif tentang kondisi politik Rusia, Pussy Riot, kemungkinan besar diberi racun yang merusak sarafnya, kata dokter.
Pyotr Verilov, warga negara Rusia dan Kanasa, adalah sekutu dekat band tersebut dan dia bekerja sebagai juru bicara.
Dia pingsan di Moskow pekan lalu, kemudian kehiangan penglihatan, kemampuan berbicara, dan kemampuan berjalan, menurut surat kabar Jerman, Bild.
Kondisinya membaik dan tidak lagi dianggap berbahaya untuknya.
Pria berusia 30 tahun ini dikenal karena menerbitkan Mediazona, situs berita online yang berfokus pada pelanggaran hak asasi manusia Rusia.
Setelah pingsan, Verzilov diangkut ke Berlin hari Sabtu (15/9) lalu.
Dokter yang merawatnya mengatakan ada kemungkinan bahwa Verzilov diracuni.
Kai-Uwe Eckardt, seorang ahli neurologi dan spesialis internal Jerman mengatakan, "Sangat mungkin dia diracuni."
Gejala-gejala yang dialami Verzilov meliputi pupil yang membesar, tekanan darah tinggi, dan selaput lendir kering, yang menunjukkan kemungkinan diracuni.