Pengawal Putra Mahkota Diduga Bunuh Jurnalis Jamal Khashoggi

Otoritas Turki mengatakan, mereka telah mengidentifikasi sejumlah pelaku yang membunuh jurnalis Jamal Khashoggi

Editor: Array A Argus
Jamal Khashoggi saat berbicara dalam konferensi pers di Manama, Bahrain, 1 Februari 2015. 

NEW YORK,TRIBUN-Kasus pembunuhan jurnalis bernama Jamal Khashoggi secara perlahan mulai terkuak.

Otoritas Turki mengatakan, mereka telah mengidentifikasi sejumlah pelakunya.

Sebagaimana dilaporkan media Amerika Serikat (AS) The New York Times, pelakunya merupakan pengawal Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).

Diwartakan kantor berita AFP Rabu (17/10), The Times menyebut satu orang pelaku merupakan dokter forensik dengan reputasi cemerlang.

Harian itu menjelaskan, mereka menggali informasi dari teknologi pengenal wajah, pusat data nomor ponsel, dokumen Saudi yang bocor, saksi mata, serta media lain.

Salah satu pelaku, Maher Abdulaziz Mutreb, dulunya sempat bertugas sebagai diplomat Kedutaan Besar Saudi di London, Inggris, pada 2007.

The Times memberitakan, dari berbagai foto yang beredar, Mutreb mendampingi Pangeran MBS dalam kunjungannya ke Madrid, Paris, maupun markas PBB.

Baca: Intelijen AS dan Turki Miliki Bukti Rekaman Pembunuhan Wartawan Arab Saudi, Ini Ancaman AS

Tiga pelaku lainnya teridentifikasi bernama Abdulaziz Mohammed al-Hawsawi, Thaar Ghaleb al-Harbi, dan Muhammed Saad Alzahrani.

Harbi dan Alzahrani merupakan nama yang sama dengan anggota Pasukan Pengamanan Kerajaan.

Adapun dokter forensik dilaporkan bernama Salah al-Tubaigy.

Dia tercatat sebagai Kepala Dewan Sains Forensik Saudi.

Selain itu, ia juga merupakan pejabat tinggi Kementerian Dalam Negeri serta sekolah kedokteran Saudi.

The Times mengonfirmasi setidaknya sembilan dari 15 pelaku yang terlibat dalam menghilangnya Khashoggi bekerja di dinas keamanan, militer, maupun badan pemerintah lainnya.

Baca: Jurnalis Jamal Khashoggi Dimutilasi 15 Orang Sambil Diperdengarkan Musik di Konsulat Arab Saudi

Sebelumnya, pihak Saudi bersikukuh Khashoggi telah meninggalkan gedung dengan selamat setelah mengurus dokumen untuk menikah dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Namun, sumber dari otoritas Turki memaparkan, Khashoggi dibunuh oleh 15 orang, salah satunya bertugas memutilasi jenazah.

Kasus ini menarik perhatian dunia internasional, tak terkecuali sekutunya, AS.

Washington berujar bakal memberikan hukuman jika Saudi terbukti terlibat dalam kasus Khashoggi.

Riyadh menanggapi dan menyatakan bakal memberikan balasan jika mereka menerima sanksi.

Antara lain bersekutu dengan rivalnya di Timur Tengah, Iran.

Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.

Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 59 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.(kompas.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved