Semasa Hidup Marolop Marko Manurung Dikenal Pendiam dan Anak Rumahan
Semasa hidup baik dia orangnya, cuma ya gitu agak pendiam. Tapi nggak tahu penyebab dia meninggal kenapa.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kematian Marolop Marko Manurung mahasiswa yang nekat bunuh diri dengan cara gantung diri di rumah pamannya di Jalan Gagak Raya/Belibis Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (21/11/2018) lalu, masih menjadi misteri.
Sepupu korban, Maria Sabrina Siahaan (14), yang masih duduk di kelas III SMP 5 Medan ini, mengatakan bahwa semasa hidup Marko tinggal bersama dengan paman dan bibinya.
"Semasa hidup baik dia orangnya, cuma ya gitu agak pendiam. Tapi nggak tahu penyebab dia meninggal kenapa. Kadang ramah juga dia dan suka bercanda," kata Maria, Jumat (23/11/2018)
"Anak rumahan dia dan nggak pernah keluar. Nggak ada kawannya di dekat rumah. Pokoknya pendiam kali," sambungnya.
Maria mengungkap bahwa setelah kejadian Marko meninggal dengan
cara tragis yaitu gantung diri, ia selalu terbayang-bayang wajah sepupunya tersebut saat memejamkan mata mau tidur.
"Gara-gara abang itu meninggal nggak bisa tidur aku terbayang-bayang terus," ucap Maria.
Lebih lanjut, Maria juga memberitahukan bahwa di hari yang sama saat abang sepupunya itu meninggal dengan cara tidak wajar, opungnya di kampung juga meninggal dunia.
Gadis remaja ini menjelaskan bahwa Marko meregang nyawa di kamar Berliana Manurung (17) yang tidak lain adalah sepupunya. Marko meninggal di kamar sepupu yang dekat dapur. Menggunakan seutas tali gosokan, Marko kemudian menggantung diri hingga akhirnya meninggal dunia.
Sepupu korban Ruben Manurung, jadi orang pertama yang melihat korban meninggal dunia dengan posisi tergantung.
"Sempat teriak dan terkejut Ruben, nangis dia sampai demam. Kakaknya juga nggak berani lagi tidur di situ setelah kejadian itu," ujar Maria.
Setelah kejadian, tepatnya Kamis dinihari sekitar pukul 00.05 WIB, jenazah Marko dibawa menggunakan satu mobil Ambulans untuk dimakamkan di Aek Kanopan. Saat ini kondisi rumah kosong pascameninggalnya Marko.
"Aku dapat kabar, katanya hari ini mau di kubur," sebut Maria.
Sementara itu, warga di sekitar lokasi Novi (40) mengaku tidak pernah kenal dan melihat Marko keluar dari rumah tersebut.
"Nggak kenal sama sekali, makanya pas tahu ada yang meninggal gantung diri bingung siapa. Terkejut juga sempat karena yang saya tahu anaknya si Ruben yang sering jumpa untuk beli jualan lontong dan nasi goreng malam saya," kata Novi.
"Kalau sepupunya sering beli disini
Tapi kalau si Marko nggak pernah kenal, tahu dan lihat. Mungkin dia orangnya jarang keluar rumah," tutup Novi.
(cr9/tribun-medan.com)