Pergi Selama-lamanya, Cita-cita Rayhan Ingin Lihat Orangtuanya Umroh Tak Kesampaian
Kematian Rayhan Al Sahri (16) siswa SUPM Negeri Ladong, Kecamatan Masjid Raya Aceh Besar masih menjadi misteri.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
TRIBUN-MEDAN.com - Kematian Rayhan Al Sahri (16) siswa kelas I Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, Kecamatan Masjid Raya Aceh Besar, pada (1/3/2019) lalu, hingga kini masih menjadi misteri.
Rayhan yang akrab disapa Aan tewas dalam kondisi tidak wajar. Mengalami luka memar dibagian wajah, akibat terkena benda tumpul.
Korban ditemukan dalam kondisi ditutupi dedaunan saat berada di lokasi penemuan, sekitar 300 meter dari belakang sekolah.
Ibu korban, Reni Rahayu (41) mengatakan bahwa pascapenemuan jasad putranya itu, pihak sekolah tiba-tiba mengumpulkan semua siswa dan dijemput pihak sekolah dan dikumpuli agar kasus ini tidak tersebar keluar.
Beberapa siswa yang tidak ingin disebutkan namanya yang ditemui Reni, mengatakan bahwa mereka sempat melihat CCTV yang beredar tentang adanya pemukulan terhadap Aan.
Tapi pihak sekolah melalui guru, mengancam bahwasanya apabila kasus ini tidak boleh diketahui oleh pihak keluarga korban.
"Kasus ini tidak boleh tahu keluarga korban. Kalau Sempat terbongkar kalian akan di pecat," ujar Reni menirukan ancaman yang dilakukan oleh seorang guru pada siswa SUPM, Senin (4/3/2019).
"Pihak guru pas saya tanyain soal itu, malah mengeles bilang tidak tahu," katanya.
Kemudian, penelusuran dilakukan kembali oleh Reni. Ia bertemu siswa lainnya. Ada siswa yang mengaku tahu siapa pelaku utama pembunuh anaknya.
"Kami pelaku utamanya sudah tahu, pelakunya ada di Sabang. Waktu itu, ada nggak murid yang keluar dari asrama. Dia permisi mau Pesiar, karena tangannya sakit bengkak-bengkak, namanya Agus dam duduk di kelas III," beber Reni menceritakan keterangan salah seorang siswa yang tidak ingin disebutkan namanya.
Terdapat kejanggalan saat penemuan jasad Aan. Dimana HP Aan tidak ada ditemukan. Padahal saat dua hari jasad Aan hilang hingga ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa, HP tetap aktif.
Namun, saat dilakukan komunitas via Facebook Messenger, pesan itu hanya di read saja. Reni menduga bisa saja HP itu disembunyikan oleh pelaku, untuk menghilangkan jejak.
Sempat terbersit di benak Reni, janji-janji indah yang akan diwujudkan oleh Aan, apabila ia lulus dari SUPM kelak dan ingin membahagiakan keluarga.
"Dia selalu bilang, Ma Aan kalau nanti sukses dan jadi orang, semua duit Aan untuk mama. Aan mau Umrohkan mama.
Aan bakal jadi anak kebanggaan mama," kenang Reni mengingat ucapan buah hatinya sambil menyeka air mata.
Masih kata Reni, sebelum Aan pergi chattingan hari-hari terakhir Aan dengannya sangat manja dan layaknya seperti orang pacaran.
"Iya mamaku cinta, Mamaku sayang. Gitu jawabnya waktu chatting samaku. Kayak mau pacaran aku ini sama anakku," ucapnya haru.
Sementara itu, ayah kandung korban, Sofyan (42) terlihat lebih terpukul meratapi kepergian Aan.
"Yang paling aku ingat tentang dia, selalu saya bilang kau adalah pahlawan kecilku. Karena dia pengertian sering bantu cari makan. Saya dagang kerupuk Jangek masukkan ke grosir-grosir. Kalau dilihatnya saya capek, dia minta agar dirinya saja yang antar barang. Pas siang pulang kerja setelah pulang kerja malam, dilihatnya saya belum bangun. Selalu dibilangnya sama mamanya biar Aan aja yang jualan kerupuk jangek," kata Sofyan meneteskan air mata mengingat Aan.
"Apalagi dia itu bilang ingin sekolah kesana untuk merubah nasib keluarga. Dia itu pergi sekolah, selalu bangun sendiri dan nggak pernah ngeluh berapapun di kasih uang jajan," sambungnya.
Masih kata Sofyan, Aan ini kalau disuruh cepat dan apa yang disuruh selalu dicari sampai dapat.
"Kalau anak-anak lain misalnya disuruh beli ke kedai nggak dapat barangnya kan pulang. Kalau dia nggak, dicarinya barang yang disuruh beli itu sampai dapat," beber Sofyan.
Belum diketahui pasti apa penyebab, permasalahan yang terjadi hingga para senior yang diduga sebagai pelaku tega menghabisi nyawa Aan.
Pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini, dengan memintai keterangan dari beberapa saksi yakni rekan-rekan di sekolah korban, untuk mencari tahu siapa pelaku utama dibalik tewasnya korban.
(mak/tribun-medan.com)