Kontroversi Pengakuan Presiden Duterte Gay, Sembuh Setelah Bertemu Wanita Cantik

Kontroversi Pengakuan Presiden Duterte Gay, Sembuh Setelah Bertemu Wanita Cantik

Editor: Salomo Tarigan
cupture youtube
Kontroversi Pengakuan Presiden Duterte Gay, Sembuh Setelah Bertemu Wanita Cantik. Foto: Duterte mencium salah seorang pendukungnya di Seoul 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kontroversi Pengakuan Presiden Duterte Gay, Sembuh Setelah Bertemu Wanita Cantik.

//

Sejak berkuasa pada 2016, Duterte dikenal kerap melontarkan kalimat kontroversial. Termasuk hinaan dan ancaman kepada musuh politik dan menggunakan perkosaan sebagai lelucon.  

Baca: PNS Bidan Jadi Sasaran Perampok, Sabrita Karo-karo Ditikam, Perhiasan Dirampas Pelaku

Kontroversi Pengakuan Presiden Duterte Gay, Sembuh Setelah Bertemu Wanita Cantik
Kontroversi Pengakuan Presiden Duterte Gay, Sembuh Setelah Bertemu Wanita Cantik (NOEL CELIS / POOL / AFP)

Ucapan terakhirnya yang menuai kecaman terjadi ketika The Punisher, julukan Duterte, mengunjungi komunitas Filipina di Tokyo, Jepang, pada pekan lalu.

Saat berpidato itulah, Duterte mengatakan bahwa salah satu rival pengkritiknya, Senator Antonio Trillane IV, merupakan seorang gay setelah mendapat informasi.

"Trillane dan saya itu sama (sebagai gay). Untungnya saya langsung sembuh," ujar Duterte di hadapan warga Filipina sebagaimana dikutip AFP Selasa (4/6/2019).

Presiden yang akrab disapa Digong itu mengaku dia sembuh setelah bertemu dengan istri pertamanya, Elizabeth Zimmerman yang menikah pada 1973 hingga 2000.

"Jadi seorang perempuan cantik menyembuhkan saya," kenangnya.

Presiden Filipina Duterte
Presiden Filipina Duterte (Worldofbuzz)

Duterte mempunyai catatan khusus berkaitan dengan hak-hak dari komunitas LGBT.

Ketika masih berkampanye pada 2016, Duterte sempat mendukung adanya pernikahan sejenis. Namun setelah berkuasa, presiden 74 tahun itu seperti menarik langkahnya.

Pada 2016, mantan Wali Kota Davao tersebut pernah menyebut Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Filipina, Philip Goldberg, sebagai "gay brengsek".

Bahaghari, organisasi advokasi bagi transgender maupun gay menyebut ucapan Duterte merupakan komentar yang sangat berbahaya serta merupakan langkah mundur.

"Pernyataan ini, seperti ucapan mesum dan menghina yang dilontarkannya kepada perempuan, tidak bisa dianggap remeh dan diabaikan begitu saja," demikian keterangan Bahaghari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Asosiasi Pskiatrik Amerika mempertimbangkan homoseksualitas sebagai orientasi seksual.

Bukan sebuah penyimpangan.  

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved