Pascaoperasi Pemisahan, Kondisi Adam dan Malik Terus Membaik

Ia mengatakan, Adam dan Malik bukanlah bayi kembar siam pertama yang melakukan operasi pemisahan di RSUP H Adam Malik.

Penulis: Ayu Prasandi |
Tribun Medan/Muhammad Anil Rasyid
Adam dan Malik penuh dengan ceria saat digendong Ayahnya di RSUP H Adam Malik Kota Medan, Jumat (28/6/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Dua hari pascamenjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Umum (RSUP) H Adam Malik, kondisi bayi kembar siam Adam dan Malik sehat dan terus membaik.

“Kondisi kedua bayi pagi tadi sudah tidak menggunakan selang tambahan, sudah hanya menggunakan selang infus saja,” ujar Ketua Tim Penanganan Operasi Adam dan Malik, Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta SpA (k), kepada Tribun, Kamis (25/7/2019).

Ia menjelaskan, diharapkan dalam waktu satu minggu ini kedua buah hati pasangan Juliadi Silitonga dan Nurida Sihombing tersebut sudah normal dan semua hal yang terkait operasi sudah selesai.

“Tapi nanti akan ada evaluasi lanjutan untuk menilai apakah keduanya sudah bisa dikeluarkan dari perawatan intensif dan berada di ruangan biasa,” jelasnya.

Mengapa baru dilakukan operasi pemisahan setelah Adam dan Mali berusia 7 bulan, ia menerangkan, karena ahli bedah menetapkan usia yang sudah matang untuk dilakukan operasi pada bayi yaitu saat usia 6 hingga 9 bulan.

“Kalau tidak ada tanda-tanda kegawatan, maka operasi bisa kita tunda sampai usia 6-9 bulan dan untuk kasus Adam dan Malik ini berjalan dengan baik, rawatan begitu baik berat badannya juga baik,” terangnya.

Ia menuturkan, pengecekan intens yang terus dilakukan tim dokter yaitu untuk tanda-tanda vital seperti pernafasan, denyut jantung dan luka bekas operasi.

“Pengecekan selama ini selalu kita lakukan, sudah menjadi tiap jam selalu dilakukan evaluasi,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, yang paling penting lagi jika bayi akan dibawa pulang ke kampung halaman maka perawatannya harus tetap sesuai dengan perawatan yang dilakukan rumah sakit.

“Karena kan bayi ini sejak umur lima hari sudah di rumah sakit dan sudah dirawat oleh tim dan perawat sehingga perlu disosialisasikan kepada orangtua. Termasuk penilaian gizi dan sebagainya memerlukan pemantauan lebih lanjut, kita juga akan berkoodinasi dengan pemerintah daerah dan rumah sakit daerah di mana kampung mereka berada terutama untuk dokter anaknya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Adam dan Malik bukanlah bayi kembar siam pertama yang melakukan operasi pemisahan di RSUP H Adam Malik.

Hanya saja sebenarnya dibandingkan dengan bayi pertama dan kedua yang ditangani, Adam dan Malik lebih sederhana.

“Bayi pertama dempetnya terlalu besar, dilakukan operasi juga terlalu besar. Kemudian untuk menutupnya juga agak kesulitan. Bayi kedua menghadapi kelainan jantung bawaan sementara Adam dan malik penyatuannya hanya pada level tingkat hati,” katanya.

(pra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved