Jago-jago Capoeira dari Medan
AWALNYA Capoeira dijadikan sebagai media pengembangan bakat siswa
"Dibanding cabang beladiri lain, sisi destruktrif Capoeira terbilang minim. Nilai seninya jauh lebih besar selain tentu saja menyehatkan. Di Medan, bahkan di Sumatera Utara, baru SMK Negeri I yang mengembangkan Ekstrakurikuler Capoeira. Untuk Sumatera, kita adalah pionernya," kata Cipta dalam perbincangan dengan Tribun di ruang kerjanya, Senin (6/6).
Cipta bercerita, saat kegiatan ekstrakurikuler ini dimulai, seluruh siswi SMK Negeri I sangat antusias. Di lain sisi, mereka penasaran terhadap gerakan-gerakan Capoiera yang tak biasa, yang lebih mirip tarian daripada gerakan bela diri. "Hal lain yang membuat level keistimewaan ekstrakurikuler ini bertambah adalah, di sini Capoeira dimainkan atlet perempuan," ujarnya.
Sampai sejauh ini, tingkat keberhasilannya bagaimana? Siswa-siswa SMK Negeri 1 sering dipanggil
mengisi berbagai acara. Bahkan SMK Negeri 1 sudah menjalin kerjasama dengan TNI AD membangun gelanggang/klub Capoeira di Berastagi. "Ini bermula dari keikursertaan kita di sebuah acara yang digelar TNI AD di sana. Mereka terpesona melihat siswi-siswi kita memainkan gerak-gerak Capoeira. Klub Capoeira kita diberinama Ginga Firme Capoeira," kata Cipta.
Dijelaskan Cipta lebih lanjut, barometer keberhasilan anak didiknya memang tidak dilihat dari gelar juara karena sejauh ini memang belum ada kompetisi (resmi) untuk capoeira. Keberhasilan mereka
dinilai dari banyaknya khalayak yang mengetahui Capoeira dan unjuk gigi di berbagai acara. Tapi tak hanya Capoeira yang berhasil mengumandangkan nama SMK Negeri 1. Menurut Cipta, seluruh ekskul yang ada di sekolah tersebut hampir semuanya memberikan gelar juara. Prestasi-prestasi tersebut baik di bidang akademik maupun non akademik menjadikan sekolah SMK Negeri 1 gudangnya prestasi.
Mereka misalnya, menjuarai beberapa kompetisi seperti juara 1 Bela Negara GPBN 2011, Juara 1 Bahasa Indonesia, Juara 1 Karya Ilmiah, Juara 1 Debat Bahasa Inggris, Juara 2 Safety Reading bersama Honda, dan juara 1 Miniatur Perkemahan Medan Permai 2011. Di sini juga dibuka klub Bahasa Inggris, Indonesia dan Jepang. Klub ini dibentuk oleh siswa sebagai wujud kemandirian mereka.
"Mereka kita godok dengan beberapa tim dengan para pengajar yang kompeten di bidangnya," kata Cipta. Mengapa kegiatan ekstrakurikuler ini begitu giat dilakukan di SMK Negeri I? "Manfaatnya jelas. Paling penting adalah membentuk karakter siswa menjadi sosok ideal. Ekskul-ekskul kita mengajarkan mereka untuk saling bekerjasama, jujur, disiplin, kreatif, saling menghargai dan berpikiran positif serta bertanggung jawab," sebut Cipta.(vdh)