Pasien Pengobatan Alternatif Antre Sejak Subuh

Alasan mahalnya biaya pengobatan medis, mengakibatkan warga meyakini

Editor: Muhammad Tazli
Laporan Wartawan Tribun Medan/ Adol Frian Rumaijuk


TRIBUN-MEDAN.com, PEMATANGSIANTAR - Alasan mahalnya biaya pengobatan medis, mengakibatkan warga meyakini pengobatan alternative. Mengantri dan datang lebih awal dilakukan, untuk mendapat giliran. Banyak mengaku sembuh dengan pengobatan alternative. Seperti fenomena yang dialami oleh puluhan pasien yang datang dari luar Siantar-Simalungun rela antri sambil tidur-tiduran di emperan Ruko (Rumah toko), di Griya Land Jalan Asahan Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, Senin (2/4/2012).

Bermodalkan pengakuan teman atau saudara yang sembuh dari pengobatan alternative, warga juga menyakininya dengan datang ke lokasi-lokasi prakteknya.

"Di klinik ini, biaya berobatnya tak dipatok, tergantung pemberian kita. Sudah sebulan ini kami berobat kemari, baru habis sekitar sejuta. Yang bikin biaya agak bengkak adalah biaya makan," ujar Panggabean warga Provinsi Jambi.

Panggabean sebelumnya menjadi pasien dengan daging tumbuh di selangkangannya, kini telah sembuh. Dan ia saat ini masih berobat untuk menyembuhkan katarak di mata kirinya. Untuk sementara, selama pengobatan ia tinggal di Jalan Melanthon Siregar Gang Barito Kecamatan Siantar Marihat.

Padahal, meski pengobatan alternatif yang cara pengobatan hanya dengan pemijatan di bagian kaki itu, belum tentu dapat menyembuhkan penyakit yang diderita semua pasien. Namun para pasien, harus rela menunggu sejak jam 03.00 wib, serta mengantri di klinik pengobatan, yang dibuka mulai sekira jam 10.00 wib tersebut.

"Sudah 6 kali ini kami berobat kemari, sepertinya belum ada perubahan. Tapi nggak tahulah, mungkin karena 2 hari ini aku agak demam. Kalo dihitung-hitung berobat ke rumah sakit, nggak tahu lagi sudah berapa pengeluaran kami," ujar Simanjuntak penderita diabetes yang terduduk lemas di kursi plastic. Simanjuntak juga warga jambi yang dibawa Panggabena untuk berobat ditempat yang sama.

Pasien yang berasal dari berbagai daerah tesebut, hanya membawa air mineral. Air mineral tersebut akan didoakan tabib yang bernama Surya. Surya menurut seorang pdagang rujak yang setiap harinya berjualan di depan klinik tak berplakat itu adalah orang Banten.

"Air yang dibawa pasien akan didoakan. Air itulah yang diminum pasien selama menjalani masa pengobatan," ujarnya.

(afr / www.tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved