Ratusan UHN Peringati Tragedi 1 Mei Berdarah
Ratusan Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen (UHN) melakukan aksi Tragedi UHN Berdarah yang bertepatan pada Tanggal 1 Mei 2012.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ratusan Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen (UHN) melakukan aksi Tragedi UHN Berdarah yang bertepatan pada Tanggal 1 Mei 2012.
Aksi memperingati sekaligus mengenang tragedi 1 Mei 2000 tentang kebiadapan aparat Kepolisian yang menewaskan teman mereka yakni Ricardo Silitonga dan Calvin Nababan.
Aksi dilakukan di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Selasa (1/5) malam. Menurut penuturan Seref Napitulu selaku Kordinator aksi, menjelaskan, kejadian 1 Mei 2000 tersebut bermula dari sikap protes mahasiswa atas penangkapan salah seorang teman mereka di Fakultas Ekonomi Panal Pakpahan oleh pihak kepolisian tanpa proses hukum.
Kemudian, informasi penangkapan teman mereka tersebut direspon oleh mahasiswa Nomensen dengan melakukan aksi ke Poldasu. "12 tahun lalu Kampus Nomensen pernah mengalami masa pahit, dimana saat itu aparat negara melakukan penembakan dan pengerusakan kampus. Tindakan yang dilakukan aparat negara tersebut seolah tidak mau tau siapa yang mereka hadapi, kampus kami diobrak abrik lalu memukuli serta menembaki beberapa teman kami," jelas Seref.
Masih Seref menjelaskan, aksi mahasiswa yang mendemo tersebut malah diserang oleh sejumlah aparatur negara hingga ke Universitas Mahasiswa. Disaat itulah tragedi 1 Mei 2000 terjadi yang menelan tewas dua orang teman mereka.
Dirinya menambahkan, mahasiswa meminta kepada pemerintah untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut, pasalnya hingga saat ini tragedi 1 Mei tersebut tidak diproses secara hukum. "Kami mau tragedi itu diusut, sampai saat ini kematian teman kami tidak diproses hukum," terang dia.
Dari pantauan www.tribun-medan.com di lokasi, Mahasiswa yang tergabung dari Kebebasan Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen (KBM-UHN) mengajak sejumlah rekan-rekannya untuk ikut dalam mengenang tragedi 12 tahun yang lalu. Selain itu, massa tersebut juga melakukan tratrikal dan bakar ban di depan kampus mereka. (ari/tribun-medan.com)