Jembatan Sipef Simalungun
Warga Menyebrang dari Tembok Setapak Lalui Jembatan Sipef Simalungun
Warga yang hendak melintas di Jl Asahan Km 21 Kabupaten Simalungun harus melintasi salah satu tanggul jembatan Sipef yang
TRIBUN-MEDAN.com, SIMALUNGUN - Warga yang hendak melintas di Jl Asahan Km 21 Kabupaten Simalungun harus melintasi salah satu tanggul jembatan Sipef yang amblas kemarin malam. Sebagian warga harus ditatah, dan sebagian tidak berani menyeberang.
Hingga, Kamis (6/12/2012) pukul 07.30 WIB, warga masih saja berdatangan ke lokasi Jembatan Sipef yang amblas kemarin malam. Sementara mobil angkutan kota warna putih masih terkubur di bawah longsoran tanah.
Belum ada terlihat upaya dari pihak pemerintah untuk memberikan penanggulangan. Warga berusaha sendiri dengan menggunakan beton yang tersisa untuk melintas.
Jembatan PKS Bukit Maradja (Sifef) Jl Asahan km 21 Desa Pematang Syahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun yang menghubungkan Kota Pematangsiantar menuju Kabupaten Asahan ambles, Rabu (5/12/2012) sekitar pukul 18.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, satu unit angkutan kota terkubur longsor.
Longsor terjadi usai hujan lebat mengguyur kota Pematangsiantar dan sekitarnya. Untuk sementara, pihak kepolisian tengah melakukan pengamanan di lokasi tempat kejadian. Ratusan warga sekitar hingga malam hari masih berdatangan untuk menyaksikan amblasnya jembatan tersebut.
Curah hujan yang sangat tinggi mulai pukul 14.00-17.00 WIB sehingga mengakibatkan volume air di sepanjang saluran parit cukup deras membuat sekeliling dinding jembatan terutama pondasi tergerus.
Saat amblasnya jembatan, sedang melintas sebuah mobil angkot Sinar Bangun Nomor 012 Nomor Polisi BK 7320 TL sehingga ikut terjerembab. Seorang supir angkot bernama Noven Ardian Simangunsong (29) warga Emplasmen Bah Jambi dapat di selamatkan, yang mengalami luka ringan.
Menurut keterangan pangulu Nagori Pematang Sahkuda Supendi mengatakan sebelum kejadian 1 bulan yang lalu sudah memberitahukan kepada KUPT Dinas Jalan dan Jembatan agar segera di kerjakan secepat mungkin. Mengingat kondisi musim hujan yang berkelanjutan.
Juga disampaikan, pihaknya telah menyampaikan surat kepada Dinas PU Bina Marga Provinsi. "Memang rencananya hendak di cerocok, namun entah kapan sementara bahan untuk itu sudah di persiapkan tapi belum juga di laksanakan. Akhirnya kejadian nya seperti ini," ujarnya.
"Sudah kami surati 4 bulan yang lalu kepada PU Bina Marga agar segera di tangani karena kami sangat paham sekali dengan daerah itu, volume air sangat tinggi saat hujan," ujar Camat Gunung Malela Rony Rudyanto Butar-butar SSTP MSi.
Juga disampaikannya, bukan saja karena curah hujan didaerah itu. Namun juga banjir kiriman kerap menghampiri daerah itu. Sehingga jika tidak kuat pondasinya, akan tergerus dan turut terjadi longsor.
(afr/tribun-medan.com)