Terkuak Misteri 1 Orang Bukan Kristen yang Dibunuh ISIS

Jadi ketika prajurit ISIS menanyainya dan memaksanya untuk pindah agama menjadi seorang muslim, ia menolak.

YouTube
Mathew Ayairga 

TRIBUN-MEDAN.com - Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) cabang Libya mengejutkan publik saat merilis video anyar menunjukkan pembantaian warga minoritas Kristen Koptik. Puluhan umat nasrani yang ditahan sejak Desember 2014 itu dipenggal para militan akhir pekan lalu. Laporan intelijen menyatakan korban eksekusi tersebut sebanyak 21 orang. ISIS menghabisi tahanan Kristen itu di Kota Sirte, sebelah timur Libya seperti dilansir BBC, Senin (16/2).

Dalam video sepanjang lima menit tersebut, seluruh tahanan berbaju oranye dipaksa berjalan ke sebuah pantai. Masing-masing didampingi pria bertopeng yang menghunus pedang. Satu per satu dari mereka kemudian dipenggal. "Mereka adalah umat gereja musuh agama kita di Mesir," tulis ISIS dalam situsnya.

Sebagian besar tahanan yang dihabisi adalah warga negara Mesir. Para jihadis Libya menuding mereka antek gereja yang dikirim memata-matai gerakan khilafah atas perintah Mesir.

Di antara 21 orang yang hendak dieksekusi itu, ternyata ada 1 orang yang memberikan jawaban tak terduga ketika ditanyai oleh prajurit ISIS. Pasalnya hanya 20 nama yang dituliskan ISIS dalam keterangan resminya. Jadi siapa orang satu lagi?

Tahanan itu diduga bernama Mathew Ayairga, warga Chadian yang salah tangkap dan diduga seorang Kristen Koptik, padahal bukan. Jadi ketika prajurit ISIS menanyainya dan memaksanya untuk pindah agama menjadi seorang muslim, ia menolak.

Di dalam kamera terlihat bagaimana seorang prajurit menanyai Ayairga.

“Apakah kau menolak Kristus?”

“Tuhan mereka adalah Tuhanku juga,” jawab Ayairga dengan lembut.

Ia tahu jawaban itu akan membuatnya terbunuh bersama teman-temannya yang lain. Dilansir dari Ahram-Canadian News, Ayairga seharusnya tidak akan terbunuh bila ia mengaku kalau ia bukan Kristen. Ia bisa saja selamat. Namun ia akhirnya memilih tertunduk dan dieksekusi bersamaan dengan rekan lainnya.

Pemerintah Libya maupun negara-negara sekitar di kawasan Afrika Utara mengecam tindakan cabang ISIS itu. Mesir yang warganya tewas dalam video itu, mengimbau setiap negara kini segera menghabisi organisasi khilafah hasil impor dari Timur Tengah itu sebelum membesar.

Besar kemungkinan Negeri Piramida melancarkan serangan udara ke wilayah-wilayah basis ISIS cabang Afrika.

"Kejadian ini sangat menyedihkan. Apalagi teror itu terjadi di Afrika, berdekatan dengan Mesir. Maka kami akan melawan setiap organisasi yang memiliki ideologi ekstrem," kata Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.

Dewan ulama Universitas Al-Azhar turut mengecam tindakan para pendukung khilafah. "Pemenggalan tahanan adalah tindakan barbar," tulis keterangan pers kampus di Kairo, Mesir itu.

Sumber: Tribun Medan
Tags
ISIS
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved