Motor Mio Matik Standar Terkesan Macho Saat Dimodif Jadi Motor Trail

Benhard, sang pemilik sepeda motor Yamaha Mio Soul merasa sesuai jika ia yang mengendarai sepeda motor miliknya

TRIBUN MEDAN / NIKSON SIHOMBING
Ben Pemilik Sepeda motor menambahkan CC kendaraan sepeda motornya agar dapat mengimbangi berat badannya. 

Laporan wartawan Tribun Medan / Nikson Sihombing

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Benhard, sang pemilik sepeda motor Yamaha Mio Soul merasa sesuai jika ia yang mengendarai sepeda motor miliknya. Sepeda motor matiknya tersebut menjadi terlihat besar dan tinggi.

Berbeda dengan sepeda motor matik lainnya yang rendah dan terkesan girly. Namun ketika ia menaiki matik yang sudah dimodifikasinya menjadi trail tersebut justru menampilkan sisi maskulin dan macho sebagai sepeda motor pria dewasa.

Tak hanya tinggi shock sepeda motor yang ia ubah, sepeda motor lansiran tahun 2009 ini juga menambahkan cc mesin agar dapat menyeimbangi berat badannya. Dengan berat badan di atas rata-rata, pria yang akrab disapa Ben ini mengaku butuh sepeda motor yang mampu menahan dan mengimbangi berat badanya. Dengan cc mesin yang masih 110 cc dirasa belum cukup baginya, oleh karena itu ia menaikkan (bore up) cc mesin sepeda motornya.

"Dulu sih cc mesin sepeda motorku ini 110 cc, tapi sekarang sudah kunaikkan menjadi 150 cc. Itu semua agar dapat mengimbangi berat badanku yang besar ini. Nah dengan 150 cc dan shock yang sudah ditinggikan, sepeda motorku ini serasa lebih besar dan ideal untuk kukendarai dengan porsi badanku yang besar ini, " ujarnya sambil tertawa.

Ia menjelaskan alasan kenapa tidak memilih sepeda motor yang besar dengan cc yang tinggi sejak dari awal membeli kendaraan karena ia tidak mau sama dengan orang lain. Ia mengatakan bahwa ia adalah tipe orang yang unmainstreem.

"Kalau sekarang kan sudah banyak orang yang badannya besar naik motor gede tapi sangat sedikit orang yang badannya besar tapi naik sepeda motor matik, bahkan sudah dimodif menjadi trail. Selain itu dengan matik trail yang besar seperti ini jadi seimbang dengan berat badanku, " katanya.

Ben menjelaskan dulunya sepeda motor tersebut dulunya adalah sepeda motor bekas dengan kondisi bodi dan mesin yang hampir parah.

Hingga akhirnya ia modifikasi pasa bagaian bodi, mesin, ban, shock, stang, spedometer. Kini pada bagian ban menggunakan ukuran yang lebih lebar 120/70 pada roda belakang. Sedangkan pada roda depan menggunakan ukuran 110/80.

Menurut Ben ukuran diperbesar untuk menyesuaikan konsep matik super moto. Lalu untuk mengimbangi ukuran ban yang besar tersebut ia juga mengubah ukuran velg yang lebih besar yaitu 2,50 X 14 pada roda belakang. 2,15 X 14 pada roda depan.

Ben menjelaskan, semua yang menempel pada sepeda motor miliknya tidak hanya sekadar gaya dan aksesoris saja. Ia mengatakan semua yang menempel pada sepeda motor milik memiliki fungsinya masing-masing. Baginya yang terutama itu bukan penampilan keindahan dengan banyak aksesoris tetapi fungsi keselamatan yang paling utama.

"Dudukan yang ada di jok belakang berfungsi sebagai tempat suatu benda untuk touring jarak jauh. Cover shock depan untuk melindungi shock atau per depan agar tidak terkena lumpur atau ilalang yang akhirmya bisa membuat sangkut di jari-jari. Handguard pada stang kiri dan kanan berfungsi untuk melindungi tangan di saat trail di daerah yang cukup ekstrim agar tidak terkena ranting-ranting pohon, " ujarnya.

(cr6/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved