ISTP Unggulkan Program Studi Arsitektur
Terdiri dari tiga fakultas dan sembilan program studi, Institut Sains dan Teknologi TD Pardede berupaya memberikan yang terbaik pada setiap fakultas.
Laporan wartawan Tribun Medan / Wiwi Deriana
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Terdiri dari tiga fakultas dan sembilan program studi, Institut Sains dan Teknologi TD Pardede (ISTP) berupaya memberikan yang terbaik pada setiap fakultas. Maka tak heran setiap fakultas memiliki program studi unggulan dan diminati masyarakat.
Untuk Fakultas Teknik Sipil, yang menjadi unggulan adalah program studi arsitektur. Apalagi saat ini arsitektur sudah menjadi profesi. Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan arsitektur ke depannya akan mendapatkan gelar di belakang namanya Sarjana Arsitektur (Sars). Untuk mendapatkan gelar profesinya,mahasiswa arsitektur harus menempuh pendidikan selama setahun dan nantinya di belakang namanya diberi gelar Arsitek (Ar).
“Dengan adanya gelar profesi untuk arsitektur ini, semakin banyak masyarakat yang tertarik mendalami program studi ini. Apalagi gelar profesi ini diatur oleh undang-undang,” kata Rektor ISTP, Janter Napitupulu, Rabu (15/7/2015).
Janter menuturkan mahasiswa yang sudah mendapatkan gelar profesi, akan mendapatkan legalitas untuk berusaha, membuka jasa sebagai konsultan dan juga membuka jasa untuk bidang arsitektur. Bila mahasiswa hanya menyelesaikan sampai gelar sarjana saja maka ia menuturkan mahasiswa tidak ada bedanya dengan lulusan sarjana lainnya.
“Setelah mendapatkan gelar profesinya, mahasiswa akan diakui keprofesionalannya. Bahkan perusahaan dan masyarakat lebih mengakuinya,” katanya.
Untuk mengakomodir kebutuhan mahasiswa melanjutkan pendidikan profesi, kampus saat ini sedang berusaha menjalin kerjasama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia. Ia mengatakan kampus berupaya secepatnya agar pengambilan gelar profesi bisa dilaksanakan di ISTP.
Untuk Fakultas Teknologi Mineral, Janter menuturkan bidang ini sangat diminati karena kesempatan kerja yang ditawarkan cukup besar. Ia menuturkan saat ini lulusan Fakultas Teknologi Mineral di Sumatera tidak terlalu banyak sementara kebutuhan akan sumber daya semakin tinggi.
Tak hanya di dalam negeri, kesempatan untuk bekerja di luar negeri ia katakan juga cukup besar. “Kita mengetahui lulusan ini gajinya besar dan di Sumatera sendiri kebutuhan SDM nya semakin tinggi. Apalagi di Sumatera pertambangan juga ada seperti di Batang Toru. Jadi memang mudah mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Untuk Fakultas Teknologi Industri, keunggulannya terletak pada jumlah perguruan tinggi yang mengadakan perkuliahan dengan jurusan ini. Janter mengungkapkan hanya sedikit perguruan tinggi yang membuka jurusan teknologi industri. Padahal, kebutuhan pasar semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi informasi yang semakin luas sehingga kesempatan pun semakin terbuka lebar bagi lulusan jurusan ini.
(Der/Tribun-Medan.com)