Awalnya Merasa Aneh dengan Stance, Lama Kelamaan Jadi Sangat Suka Modifikasi Stance
Putra Rifki Adam, pengidola modifikasi mengusung konsep Stance pada mobil suzuki Swift 2008 kepunyaannya.
Laporan Wartawan Tribun Medan / Nikson Sihombing
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Putra Rifki Adam, pengidola modifikasi mengusung konsep Stance pada mobil suzuki Swift 2008 kepunyaannya. Untuk membuat konsep Stance bagian pertama yang ia ganti ialah pelek ban mobil. Pelek dengan ukuran ring 17 (R17) dan lebar 8,5. Memang, ukuran tersebut ialah ukuran yang biasa dipakai untuk konsep stance.
“Awalnya aku merasa aneh melihat mobil dengan konsep Stance. Karena bannya seolah mau lepas dan bahkan terkesan sudah rusak. Namun setelah sering melihat konsep Stance saat kontes modifikasi lama kelamaan aku jadi benar-benar suka,” katanya semringah saat berbincang dengan www.tribun-medan.com di Stadion Mini Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu (13/4/2016).
Mahasiswa jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Dharmawangsa ini bilang mengganti ban dengan ukuran yang lebih tipis agar sesuai dengan pelek. Rifki bilang ide untuk membuat ban tersebut mengalir begitu saja mengikuti ide yang terlintas di benaknya.
“Menurut pengalaman yang aku rasakan mobil dengan konsep Stance sangat aneh. Namun sangat nyentrik dan mampu menarik perhatian orang banyak. Oleh karena itu aku mau mencobanya,” ujar mahasiswa semester dua ini.
Pria kelahiran 27 Juni 1996 ini bercerita saat mengganti pelek dan ban orantuanya tidak memarahainya. Namun secara ban dibuat lebih ceper dan rendah serta dibuat miring, orangtuanya mulai memarahinya. Orangtuanya berpendapat mobil sudah bagus sejak keluar dari pabrik namun diubah-ubah (modifikasi) ban sampai miring (Stance) menjadi jelek.
“Ibuku aku bertanya kenapa ban mobilku mereng-mereng (miring). Bahkan tak sekadar bertanya tapi memarahi karena jadi lebih jelek dari semula. Namun aku menjawab memang begitu konsep modifikasi mobilnya dan itulah yang dinamakan konsep Stance,” ujar Rifki sembari tertawa.
Sekarang setelah ia sering ikut kontes modifikasi mobil dan pernah menjadi juara dalam kategori The Best Suzuki 2015. Orangtuanya pun mulai memaklumi dan mendukung hobinya itu. Juga dalam even kontes yang diadakan oleh On The Way Auto Club ia juga meraih juara The Best Suzuki.
Untuk membuat mobil modifikasi ala ceper dan stance ia harus mengganti pelek mobilnya. Namun perjuangan untuk mendapatkan pelek yang tepat, ia membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Demi pelek yang tepat ia memesan pelek dari Jakarta.
“Agar sampai ke Medan butuh waktu seminggu. Harga pelekanya saja Rp 14, 5 juta. Namun saat memodifikasi mobil ini aku kerjakan bertahap. Agar bisa siap semua butuh waktu satu bulan pengerjaan,” katanya mengakhiri.
(nik/tribun-medan.com)