Hari Sumpah Pemuda

Refleksi Sumpah Pemuda: Kejayaan Diraih, Apabila Tuntas Menerima Satu Sama Lain

"Kejayaan itu bisa diraih, apabila kita sudah tuntas menerima satu sama lain, dalam kerangka persatuan Indonesia. Tapi kalau kita masih terjebak"

Tribun Medan / doc
kiri-kanan; Moderator, Perwakilan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII),  Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi(LMND), ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM), Perwakilan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik republik Indonesia (PMKRI), Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Buddhist Indonesia (HIKMAHBUDI) 

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Memperingati 88 tahun Hari Sumpah Pemuda, kelompok Mahasiswa Cipayung Plus meneguhkan komitmen untuk Merawat kebhinekaan Indonesia.

Komitmen tersebut terungkap dalam Diskusi yang digelar kelompok Cipayung plus dengan Tema; Sumpah Pemuda Merajut Kebhinekaan, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM),Taufan Kerompot, mengatakan bahwa komitmen pemuda saat itu hendaknya direfleksikan bagi kondisi Indonesia hari ini.

Kalau dahulu Pemuda Bersatu, karena atas dasar senasib sepenanggungan sebagai orang terjajah. Pemuda saat ini, harus bisa memikirkan apa yang menjadi kebutuhan bersama bangsa ini.

Baca: Mahasiswa Makassar Bakar 6 Motor Polisi usai Refleksi Sumpah Pemuda

Namun bagaimanapun, komitmen kebangsaan harus tetap menjadi sesuatu yang hidup dalam bumi Indonesia.

Sementara itu, Perwakilan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), mengatakan bahwa komitmen keindonesiaan, tidak bisa diterjemahkan dengan sekelompok golongan harus lebih berkuasa dari yang lain.

"Bangsa ini di bangun untuk semua tanpa pandang suku, agama, dan lainnya,"katanya.

Ketua PP PMKRI, Angelo Wake Kako, mengutarakan bahwa tema persatuan pemuda Indonesia 88 tahun lalu, hendaknya menjadi spirit bahwa adanya kesadaran bahwa masing-masing manusia Indonesia memiliki perbedaan.

"Kesadaran itu harus tetap dipertahankan sampai kapanpun, melalui Sikap saling menghormati satu sama lain,"kata Angelo Wake Kako.

Angelo juga menambahkan tantangan pemuda hari ini, adalah bagaimana membangun persatuan dalam kerangka meraih kejayaan bangsa di tengah bangsa-bangsa lain.

"Kejayaan itu bisa diraih, apabila kita sudah tuntas menerima satu sama lain, dalam kerangka persatuan Indonesia. Tapi kalau kita masih terjebak dengan saling curiga diantara sesama anak bangsa, hanya Karena perbedaan, akan sangat susah kita meraih kejayaan masa depan,"ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri ratusan kader dari organisasi Cipayung plus. (*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved