Ngopi Sore

Netizen Comel, Aksi Anti Ahok dan Lebaran Kuda Pak SBY

Tidak hanya di dunia nyata, dunia maya juga diramaikan dengan celoteh-celoteh comel para netizen. Simak selengkapnya Sketsa Kota di sini.

Facebook
ILUSTRASI - Demonstrasi yang dilakukan massa umat Islam menuntut Ahok diproses hukum 

INDONESIA seakan bergejolak, ribuan massa turun ke jalan. Tidak hanya di Jakarta, di Medan, Makasar dan kota-kota lainnya dengan serentak menyuarakan agar Gubernur Nonaktif DKI Jakarta, Basuki Cahaya Purnama (Ahok) agar diproses hukum, karena dianggap telah menistakan ayat di dalam kitab suci umat Islam.

Tidak hanya di dunia nyata, dunia maya juga diramaikan dengan celoteh-celoteh comel para netizen.

Ada yang anti Ahok dan ada yang mendukung Ahok

Perdebatan-perdebatan yang tidak karuan, tidak berujung pada win-win solution diperlihatkan para netizen.

Ada yang emosi, bahkan ada pula yang berkomentar nyeleneh, bahkan kalimat-kalimat yang menggelitik dan provokatif terpampang jelas. 

Sungguh, hal ini menjadi sorotan mayoritas masyarakat Indonesia.

Tidak hanya di kota-kota besar, bahkan di pelosok negeri seakan terhipnotis untuk terus mengikuti jalannya aksi besar-besaran ini. 

Waktu terus bergulir, pemberitaan menyatakan jumlah massa semakin banyak.

Hampir semua media elektronik di dalam negeri menyiarkan secara langsung, juga media massa lainnya, dan tentu tak tertinggal celoteh comel para netizen, yang setiap menit memenuhi recent update di setiap media sosial.

Hasrat keingintahuan masyarakat pun sangat tinggi. Mereka ingin tahu, bagaimana lanjutan demo besar anti Ahok.

Apakah Ahok akan diproses hukum dan ditangkap? apakah aksi akan chaos atau rusuh? atau hanya lewat begitu saja, bagaikan angin lalu? Entahlah!

Kiranya, persatuan dan kesatuan Indonesia sedang dipertaruhkan.

Banyaknya pengamat dadakan yang hadir di media sosial, seakan memperkeruh situasi. Keamanan dan kerukunan sedikit terganggu.

Tentu hal ini tidak boleh berkelanjutan. 

Indonesia memang negara yang demokrasi, yang memberikan ruang kebebasan untuk menyampaikan aspirasi.

Namun, alangkah baiknya aspirasi yang disampaikan dapat melahirkan win-win solution dan tidak semakin memperkeruh suasana.

Lebaran Kuda
Lebaran Kuda

Negara yang aduhai ini, tentu memiliki hukum, dan hukum diharapkan bisa berjalan sesuai on the track. Biarlah, hukum yang berbicara, dan semua masyarakat pun diharapkan ikut mengawal proses hukum.

Founding Fathers bangsa ini, Bung Karno sudah sangat cerdas menciptakan Pancasila, yang di dalam sila ketiga, tertera Persatuan Indonesia.

Tentu hal ini memiliki kekuatan, untuk menyatukan seluruh elemen yang ada di dalam negeri yang serba heterogen ini.

Baca Juga: Mentalitas Asal Ibu Senang Para Petinggi

Saya pikir, semua orang di dalam negeri ini bisa lebih bijaksana untuk sekadar berceloteh.

Tidak hanya massa aksi dan netizen comel, bahkan pemerintah dan negarawan pun diharapkan tidak mengeluarkan statement yang provokatif. Atau statement yang utopis seperti Lebaran Kudanya Pak SBY. 

Ya, entah kapan Lebaran Kuda datang. Mungkin Pak SBY lebih mengetahuinya.

Atau jangan-jangan, Pak Prabowo dan Pak Jokowi yang lebih mengetahui? sebab baru saja berkuda bersama di Hambalang. 

OLEH: Ryan Achdiral Juskal/ Wartawan Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved