Breaking News

Begini Rasanya Jadi Anak Gembong Preman, Hingga Rahasia Besar Terungkap

Seperti ini lah kegalauan hati Wulan Mayastika, anak Gun Jack seorang gembong preman besar yang pernah lahir di Yogyakarta

Foto diambil oleh Dea Karina
Wulan Mayastika anak preman Yogyakarta Gun Jack 

"Aku mesti hidup di jalanan karena tidak ada pilihan lain," kata Doni. "Babe tidak pernah menghakimi atau memarahi aku sama sekali. Dia bukan tukang menghakimi. Dia ingin semua orang jujur menjadi dirinya sendiri. Sebagai bentuk balas budi, kuabdikan hidup untuknya."

Saat Wulan masih di kandungan sang ibu, Gun Jack sedang menjalani hukuman kurungan singkat. Dia dibui akibat tidak sengaja membunuh seorang pria saat berkelahi di klub biliar setempat. Gun Jack bebas tak lama setelah Wulan lahir.

Bagi Wulan, menjadi anak seorang preman terbesar Badran merupakan pengalaman yang menarik sekaligus cobaan berat. Walau sering disebut baik hati, toh Wulan ingat betul bapaknya sering naik pitam apabila diprovokasi orang lain. Selain itu, Gun Jack punya aturan-aturan sendiri yang dibuat manasuka, sesuai citra preman kebanyakan.


Foto Gun Jack semasa muda

Pengalaman di Malioboro menjadi salah satu sisi gelap sang bapak yang sangat diingat Wulan. Saat itu Gun Jack memarkir mobil di kawasan yang seharusnya bebas kendaraan. Tak berapa lama juru parkir menegurnya. Gun Jack murka, memanggil kawan-kawannya, lalu mengeroyok si tukang parkir.

"Aku melihat sendiri bapakku salah parkir dan mukulin tukang parkir," kata Wulan mengenang peristiwa sekian tahun lalu itu.

"Habis itu aku keluar dan jalan sendiri. Aku engga mau ikut mobilnya. Aku jalan kaki beneran, bapakku ngikutin dan dia minta maaf. Terus aku bilang aku engga mau pergi lagi sama dia."

Baca: Hasil Tes DNA Keluar, Sanggupkah Mario Teguh Sebut Ario Kiswinar Bekas Anak Lagi?

Wulan sempat lama tak bisa memaafkan ayahnya. Insiden di Malioboro baru satu peristiwa yang menunjukkan watak gelap ayahnya. Pernah Wulan bermasalah dengan seorang penjaga kantin sekolah, ayahnya datang membawa segerombolan pria. Mereka siap memberi si penjaga kantin 'pelajaran', untung berhasil dicegah.

Di kesempatan berbeda, sesudah Wulan pulang dari sekolah, semua kaca jendela rumahnya pecah. Penyebabnya ternyata pertempuran antara geng Gun Jack dengan kelompok musuh yang ingin balas dendam. "Semua kaca hancur berantakan," kata Wulan. "Warung baksoku itu juga pernah dibom sama kelompok preman yang lain. Lumayan, masuk koran juga waktu itu."

Wulan mengakui sebagian pengalaman masa kecilnya cukup traumatis. Bagaimanapun, ada untungnya jadi anak preman. Kadang dia mendapat hadiah dari orang tidak dikenal. Salah satu yang dia ingat adalah saat berkunjung ke Stasiun Kereta Tugu. Sesudah Wulan kelar makan di salah satu restoran, sang pemilik menolak dibayar. Bahkan satpam setempat menunjukkan hormat dengan cara menemani Wulan menyeberang jalan. Kali lain, sewaktu ayahnya menjemput Wulan di sekolah, semua anak-anak setempat bersorak "Gun Jack! Gun Jack!"

"Semua orang kenal bapakku," ujar Wulan. Kekuasaan dan pengaruh Gun Jack mulai pertengahan 1990-an hingga awal abad 21 meluas ke seantero Kota Yogyakarta, tak hanya di Badran.

Seiring Wulan tumbuh dewasa, sang ayah membeberkan satu lagi sisi kehidupan yang selama ini dia sembunyikan. Gun Jack mengajak anak gadisnya bicara empat mata. Gunardi rupanya khawatir Wulan membenci dirinya, seorang preman kenamaan.

"Dia pikir aku malu sebagai anaknya," ujarnya. Sekonyong-konyong Gun Jack mengeluarkan sebuah kartu anggota Badan Intelijen Negara (BIN). "'Ini lho kerjaan babe sebenarnya. Kamu jangan malu lagi ya punya bapak babe, kamu harusnya bangga'" kata Wulan menirukan ucapan ayahnya saat itu.

Sekian pertanyaan di benak Wulan terjawab sudah. Selain sepak terjangnya sebagai preman, Wulan sebetulnya menyadari ayahnya sering bepergian ke luar kota. Kadang bahkan hingga mancanegara. Ayahnya meninggalkan rumah paling lama saat terjadi kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah awal 2000-an. Begitu pula ketika peristiwa Bom Bali pertama terjadi pada 2002.

Sejak pengakuan itu Wulan lebih menerima sang ayah apa adanya. Hubungan mereka semakin dekat, sekalipun Gun Jack kadang lama tak pulang. "Ternyata karena dia masuk intelijen."

Wulan, kini 22 tahun, masih tinggal di Badran. Pengalaman sebagai anak seorang preman - dengan segala lika-likunya - membangkitkan ketertarikan Wulan pada cara kerja otak manusia. Dia memperoleh gelar sarjana psikologi Universitas Gajah Mada dan tengah mencari pekerjaan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved