Heboh Medsos
Tersembul Fakta Menarik di Balik Kisah Bocah Pemakan Cacing setelah Sang Bundar Beri Penjelasan
Tak disangka, video itu secara cepat viral di media sosial dengan jumlah share mencapai 15 ribu kali dalam dua hari.
Banyak juga yang merasa jijik, melihat cacing dimakan hidup-hidup.
Tetapi setelah melihat caption atau keterangan video yang dibuat sang ibu, mungkin bisa menjadi pencerahan.
"Nyale ala Azali," tulis Deri Lioni sebagai pelengkap video.
Ternyata makan cacing nyale hidup-hidup merupakan salah satu budaya atau tradisi yang populer di Pulau Lombok.
Mengutip dari www.sarihusada.co.id, cacing nyale di Pulau Lombok dapat diolah menjadi makanan yang lezat seperti dimasak kuah santan, nyale pepes atau lipit, sambal goreng nyale, dan sebagai penyedap atau mansin.
Nyale (primalomboktravel.com)
Disebut dalam laman tersebut, nyale memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bisa berfungsi sebagai antibiotik
Kandungan protein nyale yaitu 43,84 %.
Lebih tinggi bila dibandingkan dengan kerang bulu (Anadara indica) dan kerang hijau (Perna viridia) yang hanya 18,5 %, ataupun telur penyu laut dengan kandungan protein 10,94 %.
Selain itu, cacing nyale bukan sekadar cacing laut bagi masyarakat suku sasak di Pulau Lombok.
Mereka meyakini bahwa Nyale merupakan penjelmaan dari seorang putri cantik yang bernama Putri Mandalika.
Sementara itu, mengutip Wikipedia.org, Nyale adalah sebuah pesta atau upacara yang dikenal dengan Bau Nyale.
Bau Nyale (topindonesiaholidays.com )
Kata Bau berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap sedangkan kata Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut.