Masjid Al Mukhlisin, Dibangun dari Dana Sawadaya Warga
Setiap tahun, Masjid Al-Mukhlisin menjadi lokasi persinggahan dan istirahat pengguna jalan yang melintas.
TRIBUN MEDAN.com, SIANTAR - Setiap tahun, Masjid Al-Mukhlisin menjadi lokasi persinggahan dan istirahat pengguna jalan yang melintas. Masjid ini berada di perbatasan antara Tebing-Pematangsiantar, tepatnya di simpang Dolok Merangir yang notabene jalan lintas utama ke beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Utara.
Masjid ini dibangun di atas lahan perusahaan perkebunan yang telah dihibahkan kepada masyarakat setempat. Kemudian didirikan secara swasembada warga, dimana material dan pembangunanya hasil uang warga.
Amatan tribun-medan.com, suasana sejuk terasa di areal masjid lantaran berada di antara perkebunan karet. Fasilitas masjid juga membuat nyaman, baik itu kebersihan, air dan toiletnya. Selain itu lahan parkir yang luas dan warung-warung di komplek masjid jadi alternatif bagi muslim yang menunggu saudaranya untuk salat.
Nazir Masjid Heri yang ditemui sedang menyapu lantai masjid mengatakan, suasana ramai bukan hal baru di masjid ini. Tapi sudah menahun. Tak cuma di masa liburan dan hari raya keagamaan saja ramai, tapi juga hari biasa.
"Ini ramai ya sudah biasa, dek. Apalagi nanti pas Ramadan dan mudik Lebaran makin ramai dan padat," katanya.
Di kedai-kedai di komplek masjid, pengunjung juga bisa memesan makanan dan minuman. Untuk harga juga terjangkau. Misalnya teh manis panas, pengunjung cukup merogoh Rp 3000 koceknya. Selain itu, banyak lokasi duduk yang disediakan.
Sugi warga yang singgah, mengaku baru dari Medan menuju ke Siantar. Warga kelahiran Serbalawan Kabupaten Simalungun ini mengaku memprioritaskan Masjid Al Mukhlisin sebagai tujuan rest area tiap melintas di jalur Medan Siantar ini karena suasana perkebunan yang sejuk.
"Kalau Medan Siantar biasanya habis Tebing ya salat sekaligus istirahat di masjid ini. Kalau nyari masjid di kota-kota payah parkir dan payah nyari tempat istrihatnya. Di masjid ini, secara posisi juga starategis di pertengahan untuk rest area. Udara dan kebersihan juga bagus. Apalagi berapa tahun belakangan pedagang makanan dan minuman juga sudah dikelola dengan baik," kata Sugi.(*)