Baca Edisi Cetak Tribun Medan
Ratu Hazaraha Tak Mau Buta, Kulitnya Melepuh usai Minum Obat
Ratu Hazaraha menderita demam dan mengonsumsi obat yang diberikan petugas klinik.
MEDAN, TRIBUN-Suasana haru mewarnai perbincangan antara Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan Herri Zulkarnain dengan Ratu Hazaraha Putri Rizali, bocah berusia sembilan tahun diduga jadi koran malapraktik yang mengakibatkan gangguan pada penglihatannya.
Sembari menunduk akibat tak dapat melihat dengan jelas, Ratu melemparkan pertanyaan tak terduga. "Om ganteng, aku masih bisa sembuh, kan?" tanya Ratu saat ditemui di rumahnya Kompleks ACM, Jalan Cempaka, Kecamatan Helvetia, Rabu (21/6).
Mendengar pertanyaan tersebut suasana mendadak senyap. Herri pun meyakinkan Ratu Hazaraha kalau dirinya pasti sembuh. "Harus semangat, jangan pernah pesimis," jawab Herri.
Mendengar jawaban Herri, Ratu Hazaraha pun kembali aktif berbicara. Kepada Herri, ia menyebutkan kerap merasa sakit saat menjalani pengobatan.
"Pakai obat tetes saja. Mata aku jangan dibersihkan, sakit. Aku enggak mau buta," celoteh Ratu Hazaraha.
Ratu Hazaraha saat ini hanya bisa melihat dari jarak yang sangat dekat, yakni sekitar satu meter. Gangguan penglihatan akan jadi permanen apabila dua tahun ke depan matanya tak dioperasi.
Gangguan penglihatannya diduga akibat malapraktik di klinik sekitar rumahnya pada Juni 2016. Pada saat itu Ratu Hazaraha menderita demam dan mengonsumsi obat yang diberikan petugas klinik. Namun nahas, demamnya malah semakin tinggi dan berlanjut hingga melepuhnya kulit wajah dan penurunan tingkat penglihatan.
Hingga saat ini belum ada rumah sakit di Medan yang mampu mengobati penyakit Ratu Hazaraha. Nenek Ratu Hazaraha, Rosma menyebutkan cucunya harus dioperasi di Malaysia, tetapi terkendala dana.
"Kami enggak punya uang, mudah-mudahan banyak dermawan yang mau mengulurkan tangan," jelas Rosma.
Mendengar hal tersebut Herri pun memberikan sejumlah dana dalam amplop untuk biaya pengobatan Ratu Hazaraha.
"Semoga ini bisa membantu," tutur Herri.
Mengetahui Herri menyerahkan bantuan, Ratu Hazaraha pun bangkit dari tempat duduknya dan menyalam tangan Herri.
"Makasih, om," jawab Ratu Hazaraha spontan.
Usai berbincang dengan keluarga Ratu Hazaraha, Herri menyampaikan kekecewaannya dengan sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan yang ada di Kota Medan.
"Petugas di klinik jangan sembarangan memberikan obat, harus tahu dulu rekam medisnya, alergi atau tidak, lalu tentukan dosis yang pas. Miris di kota besar seperti ini masih ada korban malapraktik. Ternyata tenaga kesehatan belum profesional," ucap Herri.
Di tempat terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan, Muhammad Syafruddin, mengatakan perizinan praktik klinik dan rumah sakit belum dikelola pihaknya dan masih berada di Dinas Kesehatan.
"Belum diserahkan ke kami. Selain izin klinik dan rumah sakit, izin kerja dokter pun masih di Dinas Kesehatan," jelas Syafruddin.
Namun ia mengaku bahwa izin kerja petugas kesehatan selain dokter, yakni bidan dan perawat sudah diserahkan ke mereka. Izin ini pun menjadi hal yang difavoritkan.
Tercatat sejak Januari hingga saat ini sudah ada 1.234 izin kerja yang telah dikeluarkan. Syafruddin menyebutkan untuk memperoleh izin kerja para petugas medis harus memiliki surat tanda registrasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, surat kependudukan, dan surat keterangan dari instansi yang dituju.

Netizen Gagas Kumpulkan Donasi
Rasa empati terhadap penderitaan Ratu Hazaraha Putri Rizali mulai bermunculan. Seperti halnya yang dilakukan seorang netizen bernama Vinsensius Sitepu.
Ia membuka pintu donasi kepada Ratu Hazaraha melalui situs www.kitabisa.com. Di situs tersebut Vinsensius membuat judul kampanye Bantu Hazaraha Melihat Lagi.
Ia menyertakan deskripsi singkat yang dialami Ratu Hazaraha dan link pemberitaan terkait kondisi Ratu Hazaraha. "Nama saya Vinsensius Sitepu, saya adalah warga Kota Medan. Saya sangat prihatin dengan kondisi Ratu Hazaraha Putri Rizali. Ia sangat memerlukan bantuan Anda semua. Jika sebelum 12 tahun tidak dioperasi ia tak dapat melihat secara permanen," tulis Vinsen dalam kolom deskripsi.
Proses pengumpulan donasi ini akan terus belangsung hingga 72 hari mendatang. Ibu Ratu Hazaraha, Novia Citra Utami ternyata belum mengetahui adanya pengumpulan donasi melalui situs www.kitabisa.com.
Suaranya mendadak serak. "Saya terharu, ternyata banyak masyarakat berniat membantu kami. Terima kasih," jelas Novia.
Untuk meringankan penderitaan Ratu Hazaraha, Anda dapat langsung menghubungi Novia di nomor telepon 0822 7622 4235. (cr2)