Kecelakaan Maut
Bergidik, 20 Menit di Pekuburan Terunyan sebelum Mobil Tenggelam dan Terbuka Sendiri di Dasar Danau
Miftahul Jannah (25) sembari menangis menceritakan detik-detik kecelakaan mengerikan yang merenggut nyawa tiga kerabatnya.
TRIBUN-MEDAN.com - Miftahul Jannah (25) sembari menangis menceritakan detik-detik kecelakaan mengerikan yang merenggut nyawa tiga kerabatnya.
Miftahul merupakan salah satu korban dari 7 orang korban kecelakaan mobil APV yang tercebur hingga tenggelam di Danau Batur, Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, Senin (17/7/2017) sekitar pukul 16.00 wita.
Saat ditemui di ruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa (18/7) Miftahul mengatakan, saat insiden nahas tersebut terjadi, posisi tempat duduknya di bagian depan sambil menggendong Kenzi (2), anaknya.
Baca: Penampilan Terbaru Ashanty yang Bikin Pangling saat Foto dengan Nindy dan Ririn karena Hal Ini
Baca: Digugat Cerai Sang Istri karena Beda Agama, Begini Tanggapan Aktor Tampan Ini
Baca: Melihat Istana Megah Anang dan Ashanty yang Lain di Malang, Ini Foto-fotonya
Sementara, ibu dan keponakannya berada di kursi bagian belakang.
Saat mobil tenggelam, Miftahul yang sedang menggendong Kenzi berusaha keluar dari dalam mobil.
"Saya banting-banting badan sehingga bisa keluar. Saya kurang tahu pintu mobil tersebut bisa ke buka. Setelah keluar dari mobil, saya berenang sambil menggendong Kenzi. Antara hidup dan mati saya berusaha sampai Kenzi pun saya suruh untuk ikut berenang," ujar perempuan asal Tanggerang, Jakarta Selatan itu.
Miftahul yang memiliki satu anak tersebut terlihat sangat shok dan terus menangis.
Selain itu, dirinya sudah berfirasat buruk sejak berada di Jakarta.
Pasalnya saat hendak ke Bali, kartu ATMnya tertelan.
Baca: Desy Ratnasari Bocorkan Kisah Pahit dengan Mantan Pacar yang Segera Nikahi Janda Ahmad Dhani
Baca: Percaya Tak Percaya, Ibu Ini Lahirkan Biawak Bernama Mansur Saudara Kembarnya Manusia Biasa
Baca: 5 Aktris Rupawan Ini Blak-blakan Akui Nikmati Adegan Panas di Film, Nomor 3 Bikin Gerah
Padahal uang yang tersimpan di ATM tersebut rencananya akan digunakan untuk berlibur ke Bali.
Lantas disebabkan kartu ATMnya tertelan, biaya liburan keluarga itu ke Bali menggunakan uang tabungan Marpuah (65), ibunya yang diketahui meninggal dunia dalam kecelakaan itu.
"Saya sudah berfirasat sejak masih di Jakarta. ATM saya tertelan padahal uang itu rencananya buat berlibur di Bali. Serba mendadak, suami saya juga seharusnya hari Rabu (19/7/2017) akan naik jabatan sehingga rencananya akhir bulan baru ke Bali,” ucap Miftahul.
Selain itu dalam pesawat ketika perjalanan dari Jakarta ke Bali, Miftahul juga merasakan firasat buruk.
“Waktu naik pesawat, saya juga sempat memiliki perasaan, kita bisa berangkat dan sampai atau tidak di Bali. Gak kepikiran terjadinya di Terunyan," ucap Miftahul.
Saat berada di dalam mobil yang hendak mengantarnya ke bandara pun ia terlihat terus mengeluarkan air mata.
Miftahul, Kenzi dan Dwi Setia Cahaya (10), sekitar pukul 17.30 wita kemarin sore berangkat dari RS Sanglah menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai dan selanjutnya pulang ke Jakarta.
Kondisi luka ketiga sudah ditangani tim medis dan sudah diperbolehkan pulang.
Sementara Dinda Nazwa Kharisma (13) masih harus dirawat intensif di ruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Dinda sendiri diketahui mengalami patah tulang dibagian tumit kaki kiri, luka robek pada kaki kanan, luka robek pada bagian kepala serta lecet pada kedua tangan.
Sang Suami Telah Rasakan Adanya Musibah Saat Keluar dari Terunyan, ‘Kita Bisa Pulang Atau Tidak’
Miftahul menuturkan, firasat tidak baik dirasakan Mukhsin, suaminya yang saat itu mengendarai mobil APV nahas itu.
Saat melintasi jalan tanjakan, Mukhsin sempat berpasrah.
"Dia sudah pasrah. Mungkin dia sudah berfirasat. Suami saya sempat mengatakan kita bisa pulang atau tidak. Tapi saya bilang dibawa happy saja, jangan dibawa cemberut," ujar Miftahul.
Dikatakan Miftahul, sudah tiga kali dirinya ke Bali.
Namun, untuk mengunjungi Terunyan, ia baru pertama kali.
Tujuan mereka ke Terunyan dikatakan Miftahul hanya menikmati liburan.
Sekitar 20 menit mereka berada di kawasan perkuburan Terunyan.
Saat hendak pulang, mereka bertemu dengan seorang pemandu wisata.
Pemandu wisata itu yang menunjukkan jalan melewati tanjakan itu.
Pada tanjakan pertama, mobil APV yang dikendarai Mukhsin sempat tak mampu menaiki tanjakan.
Bahkan, mobil nahas itu sempat mundur.
Namun, setelah dicoba lagi, mobil tersebut pun bisa melewati medan tersebut.
Kecelakaan mengerikan itu terjadi saat mobil rombongan itu menaiki tanjakan kedua.
(Tribun Bali/Aloisius H Manggol)
Berita ini sudah terbit di Tribun Bali dengan judul Korban Cerita Detik-Detik Mobil Tenggelam di Danau Batur, Pintu Terbuka Sendiri di Dasar Danau!