Ingin Oleh-oleh Khas Haji, Datang Saja ke Sini
teko kuning menjadi idola yang banyak diincar dan dipesan jamaah dan keluarga jamaah yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
TRIBUN-MEDAN.com - Beragam pernak-pernik haji dapat dengan mudah ditemukan di Pajak Ikan Lama, Jalan Stasiun, Medan.
Bagi jamaah haji yang ingin membawa oleh-oleh khas Arab bisa mendapatkannya, tanpa harus direpotkan dengan barang bawaan dari Tanah Suci. Seperti teko, sajadah, gelas zam-zam, air zam-zam, kacang-kacangan, kismis, inai, celak, lobe dan kurma, dan baju jubah. Menjelang masa kepulangan jamaah haji, permintaan terhadap produk khas Timur Tengah ini mengalami peningkatan.
Bahkan saat ini, teko kuning menjadi idola yang banyak diincar dan dipesan jamaah dan keluarga jamaah yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Baca: Eldin Telpon Wakilnya Akhyar yang Sedang Ibadah Haji, Ini yang Disampaikan
Seperti dikatakan Dewi, karyawan di Toko H Achmad Achyar, permintaan terhadap beragam pernak-pernik haji mengalami peningkatan.
Bahkan, tidak sedikit jamaah yang sudah memesan buah tangan, sebelum berangkat menuju Tanah Suci.
"Yang paling banyak dicari itu teko atau ceret kuning. Kemudian sajadah, ini juga banyak dicari setelah teko. Peningkatan ini, sejak dua pekan terakhir. Bahkan ada juga jamaah, sebelum diberangkatkan sudah memesan beberapa pernak-pernik haji," katanya, Jumat (1/9/2017).
Untuk teko yang dibeli, ada yang hendak dijadikan oleh-oleh dan diberikan kepada kerabat dan keluarga jamaahnya. Harga teko bervariasi, tergantung besarnya, atau mulai Rp 25 ribu hingga Rp 75 ribu per satuannya.
Untuk sajadah, sambungnya, buatan Turki juga banyak diminati. Demikian juga untuk kebutuhan oleh-oleh lainnya seperti air zam-zam, yang juga meningkat.
"Ini sudah pesan sebelum berangkat. Karena khawatir, nanti ada kenaikan harga, jadi pesannya jauh-jauh hari. Kemudian sebelum pulang ke Tanah Air, baru diambil keluarga," ujarnya seraya menambahkan peningkatannya permintaan ini mencapai 80 hingga 90 persen dibandingkan hari biasa.
Hal tak berbeda diungkapkan pedagang lainnya, Abu Zubaidi. Ia mengamini, ceret menjadi salah satu buah tangan yang banyak diminati masyarakat.
"Yang banyak dibeli itu ceret. Dibandingkan hari biasa adalah peningkatannya, tapi dibandingkan tahun lalu, tahun ini cenderung menurun," katanya.
Sekarang ini, lanjutnya, menjelang pulang jamaah haji, yang banyak dibeli untuk oleh-oleh ceret kuning. Ini diberikan sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat. Kalau tahun lalu, hanya menyediakan ceret buatan China, tapi tahun ini ada berasal buatan Arab Saudi. Harganya, jauh berbeda dengan produksi China, atau bisa mencapai dua kali lipat.
"Yang banyak dicari itu yang murah, buatan China. Kita punya yang Arab saudi, harganya lebih mahal untuk yang satu liter itu sudah Rp 50 ribu. Tahun lalu, kita masih ada jual, tapi sekarang kita jual yang asli saja. Karena banyak peyot, akhirnya rugi. Dari lima lusin, yang rusaknya bisa satu lusin, sedangkan untungnya hanya Rp 1.500 saja," pungkasnya.