TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sejumlah masyarakat yang menghuni rumah subsidi Pemerintah Jokowi mengaku waswas. Untuk ke dapur saja, warga merasa ketakutan.

Bak permukiman hantu, beberapa kompleks perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tampak melompong.

Meski telah dibangun dan dibeli, ternyata rumah-rumah tersebut dalam keadaan kosong alias tik berpenghuni, dan diperparah buruknya fasilitas umum (fasum) seperti jalan.

Baca: Rumah Bersubsidi Tidak Layak Huni? Ini Komentar REI

Baca: Dianggap Berkualitas Rendah, 30 Persen Rumah Bersubsidi Tak Berpenghuni

Asma, warga Kompleks Asri Indah, Tanjung Selamat, Kabupaten Deliserdang, mengisahkan ketakutannya awal-awal menghuni rumah bersubsidi dari pemerintah tersebut.

"Awal pindah sepi sekali, sempat waswas karena jalan menuju lokasi perumahan enggak bagus. Kemudian masuk ke dalam cukup jauh, sekitar 300 meter. Jadi dulu untuk ke dapur saja tak berani. Tapi sekarang sudah terbiasa," ujarnya saat ditemui Tribun, Minggu (3/9).

Kisah lain diceritakan Tuti, dosen di perguruan swasta di Kota Medan, yang sejak tiga tahun lalu sudah membeli rumah subsidi di kawasan Patumbak sebagai investasi.

"Beberapa tahun lalu saya beli rumah di kawasan Patumbak, enggak usah disebut nama perumahan, tak enak. Tapi saya masih tinggal di rumah orangtua. Jadi untuk investasi saja, karena cicilannya ringan sekitar Rp 800 ribu. Lagipula di sana masih sepi, kemana-mana jauh," ujarnya.

Ia menyampaikan, setiap tahun harga rumah semakin tinggi, sehingga tidak ada salahnya beli rumah sebagai investasi.

TONTON VIDEONYA:

BACA SELENGKAPNYA LIPUTAN EKSLUSIF SELUK BELUK PERUMAHAN BERSUBSIDI DI TRIBUN MEDAN EDISI, RABU (13/09/2017)