Terungkap, Penyebab Buaya Terkam Dua Orang dalam 2 Hari Berturut, termasuk Orang Pintar

Peristiwa buaya menerkam dua warga di Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kabupaten Kutai kartanegara, benar-benar menggemparkan.

Editor: Tariden Turnip
TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
Proses pencarian korban serangan buaya dengan menyisir sungai, Sabtu (16/9/2017). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Peristiwa buaya menerkam dua warga di Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kabupaten Kutai kartanegara, benar-benar menggemparkan.

Korban pertama, Arjuna (16), warga Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa, disambar buaya saat hendak membersihkan badan di sungai TB depan jetty BRE RT 17 Kelurahan Muara Jawa Ulu, Jumat (15/9/2017) pukul 16.30 wita.

Ketika mayat Arjuna belum ditemukan, korban kedua Supriyanto (38) warga Muara Jawa Ulu yang mengaku pawang buaya ikut membantu pencarian Arjuna.

Supriyanto hanya mengenakan celana pendek warna hitam dan menceburkan diri dalam sungai.

Ia sempat melakukan ritual dalam air dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada untuk memanggil buaya yang menerkam korban. Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam sungai. Kemudian ia mencoba berenang dan tiba-tiba diseret buaya ke dalam air.

Setelah beberapa terlibat buaya menyeret tubuh Supriyanto ke tengah sungai. Terlihat jasad yang diseret sudah meninggal dunia. 

Hingga saat ini, korban kedua, bernama Supriyanto (39) belum juga ditemukan.

Satu "orang pintar" yang turut dalam pencarian korban, Aji Mansyah (47), asal Balikpapan menjelaskan, terkait penyerangan beruntun buaya kepada manusia.

Dia menilai, buaya tidak akan melakukan penyerangan, jika tidak terganggu.

Baca: Kisah Tragis Orang Pintar Melawan Buaya, Orang Menonton Sempat Tertawa

Gangguan itu pun beragam, mulai dari yang langsung dilakukan manusia, maupun hal hal yang berbau mistis.

"Biasanya ada yang ganggu, buaya tidak akan menyerang kalau tidak mendapat gangguan," ucap pria yang selalu membawa mandau itu, Minggu (17/9/2017).

Lalu, kenapa buaya melakukan penyerangan kembali kepada manusia, padahal baru sehari buaya menyerang ditempat yang sama.

Menurutnya, hal itu lebih disebabkan karena korban (Supriyanto) menantang buaya untuk mendatanginya.

"Masing-masing orang yang memiliki kemampuan, punya cara yang berbeda dalam penerapanya, mungkin cara yang dilakukan korban tidak disukai," tuturnya.

"Dan, dari pengalaman yang lalu lalu, pawang buaya itu tidak turun ke air, di atas saja," tambahnya.

Dia menjelaskan, metode yang digunakanya yakni dengan berdoa, serta menyiapkan sesajen, berupa tujuh buah telur, bunga dan kopi hitam. Terbukti, tubuh Arjuna (16), korban pertama terkaman buaya dapat ditemukan, Minggu (17/9) dini hari.

"Selain bahan bahan itu, saya juga melakukan sayatan sebanyak tujuh kali ke air. Kita tidak janji, tapi kami mencoba menolong keluarga korban," ucapnya.

Lanjut dia menjelaskan, dalam kasus ini, tubuh korban biasanya muncul paling cepat dua hari dan paling lama bisa sampai seminggu.

Dia pun tidak dapat memastikan, tubuh korban utuh atau tidak saat ditemukan.

"Mudah mudahan seperti korban pertama, tubuhnya ditemukan utuh, karena biasanya juga tubuh korban sudah tidak utuh, dan ditemukan terpisah," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (15/9/2017) silam, korban atas nama Arjuna (16) telah menjadi korban terkaman buaya, saat sedang berada di pinggir sungai itu.

Lalu, pada Sabtu (16/9) siang kemarin, pawang yang hendak menangkap buaya, malah menjadi korban keganasan buaya, Supriyanto (39) pun menjadi korban selanjutnya.

Dan, tubuh Arjuna telah ditemukan, sekitar pukul 00.45 Wita, Minggu (17/9) dini hari, sedangkan tubuh Supriyanto belum juga ditemukan.(TribunKaltim/Christoper D)

Berita ini sudah dipublikasikan di Tribun Kaltim dengan judul PAWANG BUAYA DITERKAM BUAYA-Ternyata ini Penyebab Buaya Terkam 2 Orang Dalam Waktu Berdekatan

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved