Pembunuhan Sopir Grab

Dita Simanjutak Sebut Ayahnya Orang yang Jujur dan Suka Beri Kejutan

Dita Simanjuntak anak sulung sopir taksi online Grab David Julher Simanjuntak yang tewas dirampok, Sabtu (23/9/2017) malam.

TRIBUN MEDAN / VICTORY
Dita, Putri David Simanjuntak memperlihatkan foto terakhir ayahnya sebelum dibunuh kawanan perampok 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Dita Simanjuntak anak sulung sopir taksi online Grab David Julher Simanjuntak yang tewas dirampok, Sabtu (23/9/2017) malam.

Ia tampak terdiam dan termenung menatap foto almarhum ayahnya yang termampang di dinding rumah. Wanita berkulit langsat ini hanya meratap di samping peti ayahnya.

Pantauan Tribun-Medan.com, sesaat setelah jasad ayahnya datang, Dita Bersama Ibunya Yorida Sihombing tampak histeris dan menangis luar biasanya.

Baca: TERUNGKAP! Sebelum Ditemukan Tewas, Sopir Grab Terima Orderan Atas Nama Gegana Polda Sumut

"Ayah kenapa kau pergi?" teriak Dita dengan dengan cucuran air mata di Matanya.

Sebelum jenazah ayahnya datang, Dita mengatakan dirinya sangat sedih kehilangan sosok ayah di usianya yang masih muda.

"Sedih, enggak percaya dia secepat ini, saya masih 16 tahun sudah ditinggal ayah," ujarnya Minggu (23/9/2017).

Baca: Sopir Grab Tewas dengan 26 Tusukan, Istri: Ambil Lah Mobil dan Uangnya, Jangan Nyawanya

Di mata Dita, Ayahnya adalah seorang adalah pekerja keras dan jujur. Menafkahi keluarga dengan cara yang halal.

"Ayah itu pekerja keras dan giat untuk kejar target buat kami anak-anaknya. Kalau driver lain pakai cara curang untuk kejar target di Grab, Ayah nggak mau seperti itu, dia jujur. Gara-gara itu itu nggak dapat target," ceritanya dengan antusias.

Wanita yang mengenakan kemeja hitam dan jeans hitam ini menjelaskan ayah sering memberikan kejutan untuk dirinya.

Seperti ketika dirinya meminta HP. Awalnya Ayah tidak berikan tetapi selang beberapa hari HP tersebut sudah diberikan kepada saya.

"Awalnya nggak mau kasih tapi selanjutnya dikasih, kemarin gitu aku minta HP sama ayah, awalnya dimarahi. Tapi karena dia sayang sama kami besoknya sudah dibelikan," ceritanya.

Wanita yang duduk di kelas 2 SMA ini ingin agar pelaku yang menghilangkan nyawa orangtuanya agar segera ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatan yang telah ia lakukan.(*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved