Kisah Bocah 4 Tahun Berjuang Melawan Tumor Ganas di Wajahnya, Kondisinya Bikin Terharu

Raja adalah pasien asal Poken Selasa, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padanglawas Utara, Sumut, yang divonis mengidap tumor ganas pembuluh darah di bagia

Penulis: Tulus IT |
Tribun Medan/Nanda
Raja Pratama didampingi ibu dan ayahnya saat dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan, Minggu (24/9/2017). 

Seterusnya, cairan tersebut berubah jadi kental sehingga membuat kondisi kesehatan Raja kian menurun.

Yusuf dan Aisyah mulai membawa anaknya berobat ke rumah sakit. Sebelum dirujuk ke RSUP Adam Malik, Raja telah diperiksakan ke sejumlah rumah sakit lainnya. Di antaranya adalah rumah sakit di Padang Sidempuan dan RSU Permata Bunda di Medan.

Selama di RSUP Adam Malik, kata Aisyah, anaknya sudah dioperasi dua kali.

Raja Pratama saat dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan, Minggu (24/9/2017).
Raja Pratama saat dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan, Minggu (24/9/2017). (Tibun Medan/Nanda)

Operasi pertama dilakukan pada Maret 2017 dan operasi kedua pada Juni 2017. Menurut Aisyah, dokter yang menangani operasi anaknya adalah dr Rizalina.

Namun pada Agustus 2017 lalu, Yusuf dan Aisyah dihadapkan dengan suatu masalah lainnya. Pihak rumah sakit beralasan sedang kehabisan obat untuk jenis penyakit seperti yang diderita Raja. Obat ini, katanya, baru akan tiba paling cepat seminggu kemudian.

Dengan alasan ini, pihak rumah sakit meminta Yusuf dan Aisyah untuk membawa anaknya pulang dari rumah sakit atau pun mencari kos-kosan. Sepengetahuan Yusuf, permintaan ini disampaikan pihak rumah sakit melalui dokter bernama Elvita.

"Katanya kalau mau pulang ya pulang, atau mau cari kos-kosan dulu. Karena katanya obat habis baru seminggu lagi datang," kata Yusuf kepada Tribun-medan.com, Minggu (24/9/2017) petang.

Yusuf merupakan buruh lepas yang biasa menjadi pengangkut buah kelapa sawit di suatu kampung yang berada di Kecamatan Portibi, Kabupaten Padanglawas Utara. Sedangkan istrinya, Aisyah, hanya merupakan ibu rumah tangga. Kondisi keuangan pasangan suami istri ini bisa dibilang pas-pasan.

Pulang ke kampung halaman dianggap bukan solusi dan pilihan terbaik. Sebab, Yusuf tahu anaknya masih membutuhkan perawatan medis. Belum lagi jarak yang jauh antara kampung halamannya dan RSUP Adam Malik akan menambahkan kendala bila nantinya terjadi sesuatu hal yang buruk pada kesehatan anaknya.

Sedangkan pilihan kedua yang ditawarkan, yakni mencari kos-kosan dan menyewanya hingga waktu yang belum ditentukan, juga bukan pilihan yang gampang bagi Yusuf.

Alasannya tentu faktor finansial. Di sisi lain, menyewa kos-kosan bukan berarti anaknya akan berada pada kondisi yang lebih baik. Sedang pengeluaran tentu akan semakin bertambah bila pilihan ini ditempuhnya.

Namun dari dua pilihan yang berat ini, menurut Yusuf, mencari kos-kosan merupakan hal yang lebih masuk akal.

Dengan bantuan materil yang terkumpul dari para tetangga dan sanak saudaranya di kampung, Yusuf akhirnya mampu menyewa kos-kosan sembari berharap obat anaknya lekas tiba di rumah sakit.

Yusuf dan Aisyah pun melewati hari-hari mereka mendampingi Raja yang terbaring tanpa perawatan medis di kos-kosan alakadar yang mereka sewa tak jauh dari lokasi rumah sakit.

"Satu hari harga sewanya Rp 50 ribu. Kami sudah sebulan di sana. Kalau untuk kamar saja sudah habis lebih Rp 1,5 juta. Itu belum termasuk untuk makan," kata Yusuf.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved