Inilah Jeritan Hati Mahasiswi setelah Tahu Kampusnya Terancam Tutup karena Sanksi
Bibirnya gemetar dan mulai terdengar suara kecil. Ia mengungkapakan betapa sedih mendengar informasi itu
Ia menambahkan, untuk uang kuliah sudah habiskan 2,5 juta per semestar, dan ini sudah semester lima.
"Sudah banyak sekali uangku habis," ujarnya dengan terisak-isak.
Wenita berusaha ditenangkan oleh teman-temannya yang duduk disebelahnya.
Kemudian isak tangis Wenita pun kembali berkurang, pun begitu kesedihan Wenita masih terlihat jelas di wajahnya.
Selanjutnya, Wenita pun menyampaikan harapannya, kiranya pihak kampus mengambil tindakan yang serius.
"Saya berharap jangan sampai kampus ini mendapat sanksi begitu. Sudah cukup susah kami kuliah di sini. Jangan nanti kami tambah susah lagi gara-gara ini. Tolong dipikirkan nasib kami ke depan seperti apa," ujarnya.
Wenita menghela napas dan melihat langit-langit ruangan perkuliahnnya.
Beberapa saat kemudian, kedua tangannya dia gerakkan menutup wajahnya.
Saat dia menurunkan tanganya, matanya terlihat berkaca-kaca dan tak lama air matanya menetes.
Setelah berkali-kali mengusap air mata, ia pun menghela nafasnya berulang dan barulah mulai berusaha berbicara.
Bibirnya gemetar dan mulai terdengar suara kecil. Ia mengungkapakan betapa sedih mendengar informasi tersebut.
Dalam keadaaan tersedu-sedu, wanita berambut ikal ini masih berusaha memastikan kebanaran informasi yang disampaikan Tribun Medan.
Teman Wenita yang turut berbincang, berusaha menenangkan Wenita dengan mengusap lengan.
Wenita mengutarakan, dia sangat terpukul mendengar adanya sanksi tersebut, apalagi STIKes Sumut adalah kampus keduanya, di mana di kampus pertamanya dia tidak menyelesaikan perkuliahannya.
Saat disampaikan, jika pihak Kopertis akan memindahkan mereka ke kampus lain, jika kampus ditutup permanen?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/stikes-sumut_20170928_134042.jpg)