VIDEO: Sebutan Kampret dalam Lagu Dakwah Qasidah, Grup Nasidah Ria Bikin Heboh
Lagu qasidah jadul menjadi heboh di linimasa media sosial gara-gara memasukkan kalimat kampret dalam lirik lagunya
TRIBUN-MEDAN.COM - Lagu qasidah jadul menjadi heboh di linimasa media sosial gara-gara memasukkan kalimat kampret dalam lirik lagunya, padahal lagu itu masuk kategori dakwah.
Lagu qasidah memasukkan kalimat Kampret dalam lagunya merupakan karya milik grup vokal religi legendaris Nasida Ria.
Lagu Kampret ini belakangan sungguh viral heboh di dunia maya.
Lagunya sih lagu lama. Tapi karena muncul kata ' kampret ' akhirnya kembali jadi obrolan kekinian.

Lagu wajah Ayu Untuk Siapa milik Nasida Ria mendadak viral karena di dalamnya ada kata kampret. (Youtube)
Tapi membaca lirik-liriknya lagunya sebenarnya sungguh mulia, meski ada yang mempersepsikan jenaka.
Berikut ini Lirik Lagu yang disebut-sebut berjudul Kampret itu.
Tiap Hari Kurawat Wajah Nan Ayu
Untuk Suami Yang Beriman Bertaqwa
Tiap Hari Kurawat Wajah Nan Ayu
Untuk Suami Yang Beriman Bertaqwa
Tidak Akan Kuserahkan
Pada Kampret Yang Durhaka
Mangga Sisa Mulut Kampret
Tak Berharga Dan Terhina
Tidak Akan Kuserahkan
Pada Kampret Yang Durhaka
Belakangan, lagu bernuansa kasidah dengan lirik di atas viral di media sosial.
Lagu kasidah yang dibawakan para ibu-ibu ini dikenal dengan sebutan lagu kampret.
Bisa jadi diberi nama lagu kampret karena memang lirik lagunya mengandung lagu kampret.
Belum banyak yang tahu, judul lagu kampret yang sebenarnya adalah Wajah Ayu untuk Siapa yang dibawakan oleh grup musik kasidah Nasida Ria.
Lagu ini sebenarnya sudah cukup lawas. Di YouTube bahkan lagu ini sudah di upload sekitar delapan tahun lalu.
Dilansir dari Wikipedia, Nasida Ria adalah sebuah kelompok musik kasidah modern Indonesia yang terdiri dari 9 wanita dari Semarang, Jawa Tengah.
Kelompok yang dibentuk pada tahun 1975 dikelola oleh H. M Zain dan H. Mudrikah Zain yang kemudian dilanjutkan oleh Choliq Zain.
Nasida Ria adalah salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia.
Nasida Ria dibentuk di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1975 oleh H. Mudrikah Zain, seorang guru qira'at; Zain yang sebelumnya berpengalaman dengan kelompok campur Assabab mengumpulkan sembilan siswinya untuk membentuk suatu kelompok musik kasidah: Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.
Pada awalnya kelompok musik ini hanya menggunakan rebana sebagai alat musik
Setelah walikota Semarang Iman Soeparto Tjakrajoeda, yang juga merupakan penggemar mereka, menyumbangkan suatu organ untuk membantu Nasida Ria, dan mendukung mereka untuk juga memperlancar pelajaran musik, mereka kemudian mendapatkan dan menggunakan gitar bas, biola, dan gitar.
Album debut Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dibuat tiga tahun kemudian dan dipasarkan oleh Ira Puspita Records.
Lagu mereka berdasarkan dakwah dan menarik ilham dari musik Arab.
Tiga album mereka berikutnya menggunakan tema yang sama dan banyak berbahas Arab.
Setelah saran dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu mereka akan lebih efektif jika semuanya berbahasa Indonesia, gaya Nasida Ria diubah; Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.
Gaya Nasida Ria yang baru ternyata popular, dengan beberapa lagu mereka seperti "Pengantin Baru", "Tahun 2000", "Jilbab Putih", "Anakku", dan "Kota Santri", banyak diputar di radio, baik di pedesaan maupun kota.
Mereka juga muncul di telivisi nasional dan melakukan tur di seluruh Indonesia.
Setelah tahun 2000, Nasida Ria lebih jarang suksesnya Beberapa anggota diganti karena telah meninggal atau keluar dari band.
Nasida Ria sekarang dimarkaskan di Semarang. Manajernya adalah Choliq Zain, anak dari HM Zain.
Nasida Ria mencampurkan gaya Arab klasik dengan instrumen Barat modern.
Penulis lagu untuk kelompok musik ini sering mengadaptasi irama Arab tradisional.
Lagu mereka, biarpun terkait dengan dakwah, juga menyinggung isu-isu pers, keadilan, lingkungan, bencana, judi, dan perang; Masruri menyatakan bahwa bahkan lagu dengan tema duniawi masih berdasarkan Al-Qur'an.
Nah meski mengandung kata kampret, sebenarnya kampret yang dimaksud adalah binatang codot, sejenis kelelawar yang memang memiliki kegemaran makan buah, termasuk mangga.
Jadi lirik lagunya menggambarkan kesetiaan seorang istri kepada sang suami. (Rahmadhani/ Banjarmasin Post)
Ini video versi lengkapnya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/grup-qasidah-nasida-ria_20171020_172705.jpg)