Heboh Medsos

Sarat Duka, Mulanya Medical Check Up tapi Berujung Meninggalnya Balita Jessica di RS Adam Malik

Ibu Jessica meraung-raung menangis kesetanan. Ia menjerit histeris. Suaminya memukul-mukul tepi tempat tidur Jessica.

Kolase Tribun Medan
Balita Jessica Kateline Sianipar meninggal dunia usai mendapat perawatan di RSUP Adam Malik 

Jessica balita berusia 4 tahun adalah putri satu-satunya keluarga Jhonson Parsaoran Sianipar dan Ibu Kristin Aviani Simbolon. Jessica adalah anak ke dua dari tiga bersaudara.

"Kami membawa Jessica untuk medical check up sesuai anjuran Dokter Yazid. Tapi kenapa malah meninggal", ucap Bu Jessica terbata-bata sambil menangis sesunggukan tak percaya.

Bulan September lalu, saya mendapat kabar kematian Jessica dari Ibu Henny Silalahi, Ibu dari bayi Debora yang meninggal di RS Mitra Keluarga Kalideres pada Minggu, 3 September 2017 lalu. Bu Jessica curhat kepada Bu Debora. Bu Jessica tahu kisah bayi Debora yang mirip dengan kematian balita Jessica. 

Saya menyuarakan jerit hati Bu Henny Silalahi yang sedang mencari keadilan untuk anaknya Debora. Debora meninggal dunia diduga hanya karena persoalan uang muka hingga tidak dapat masuk ruang PICU.

Awal bulan Oktober lalu, Ibu Jessica menelepon saya. Di balik telepon, Ibu Jessica menceritakan perih hatinya. Anak perempuan yang paling dikasihinya direnggut dari hidupnya. Sepanjang percakapan telepon itu Ibu Jessica terus menangis. Saya hanya diam mendengarkannya.

Saya berjanji akan datang ke Medan untuk menemui Bu Jessica pada pertengahan Oktober.

Jumat sore, 13 Oktober 2017 saya tiba di Medan. Esoknya, Sabtu 14 Oktober 2017 kami bertemu di bilangan Jalan Imam Bonjol Medan.

"Kami membawa Jessica bukan karena Ia sakit kritis. Kami bawa ke RS Adam Malik karena saran Dokter Yazid yang meminta agar Jessica diperiksa ke laboratorium untuk memastikan diagnosa dokter Yazid soal sakit GBS", ujar Bu Jessica terbata-bata menahan tangis membuka percakapan kami.

Seminggu sebelum di bawa ke RS Adam Malik, tepatnya Hari Selasa, 15 Agustus 2017, Jessica dibawa kedua orang tuanya ke M77 Clinic. M77 Clinic adalah tempat Dokter Yazid buka praktik.

Menurut pemeriksaan Dr. Yazid Dimyati, Sp. A(K), Spesialis Anak Konsultan Saraf Anak, Jessica mengalami sakit GBS (Guillain Barre Syndrome) atau radang polineuropati demielinasi akut. GBS adalah peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel saraf tanpa penyebab yang jelas. Itu yang menyebabkan Jessica sulit berjalan. Kakinya sering merasa seperti kesemutan. Sejak bulan Juli Jessica terkena GBS.

Oleh Dokter Yajid, Jessica diberikan rujukan ke RS Adam Malik untuk dilakukan pemeriksaan EMG/KHS. Menurut Dokter Yazid hanya di RS Adam Malik yang punya alat pemeriksaan penyakit GBS.

Kondisi Jessica menurut Dokter Yazid sudah melewati masa kritis GBS. 

Hanya masalah waktu saja Jessica akan pulih. "Yang penting kontrol dan minum obat. Pakai BPJS juga tidak mengapa", ucap Dokter Yazid serius. Namun, untuk memastikannya Dokter Yazid menyarankan dilakukan pemeriksaan laboratorium agar dipastikan diagnosa GBSnya 100 persen. Dokter Yazid memberikan surat pengantar rujukan ke RS Adam Malik .

Dua hari menjelang medical check up, Senin 21 Agustus 2017, Jessica masih beraktifitas normal. Pagi hari pukul 07.00 Wib, Jessica berangkat pergi ke sekolah TK, di bilangan Jalan Brigjen Katamso Medan. Jessica diantar ayahnya.

Untuk mencari tahu kondisi Jessica pada hari itu, saya mengunjungi Sekolah TK Jessica pada Senin, 16 Oktober 2017. Sekitar pukul 10.30 WIB, saya bersama kedua orang tua Jessica menemui ibu guru dan kepala sekolah TK Jessica.

"Jessica pagi itu nampak normal. Seperti biasa. Tidak ada nampak sesak nafasnya", ujar Bu Liny asisten wali kelas Jessica. Kami bicara di ruang kelas Jessica belajar.

"Jessica pagi itu diberikan tugas menulis angka huruf mandarin. Dan Jessica sama seperti teman-temannya menulis seperti yang saya ajarkan", ujar Bu Lenny Wali Kelas Jessica.

Menurut Bu Lenny, Jessica anak yang penurut. Cukup cerdas dan pendiam. Bahkan Kepala Sekolah TK Jessica, Ibu Yenny melihat Jessica punya semangat belajar yang tinggi.

"Hari Senin itu Jessica kelihatan wajar dan nampak seperti biasa", terang Bu Liny dan Bu Lenny kompak.
Saya melihat buku-buku milik Jessica yang masih tersimpan dalam lemari. Tulisan tangannya masih belum sempurna. Sebuah kertas berwarna hijau berbentuk bujur sangkar tertempel pada halaman tengah buku.

"Itu tugas kerajinan tangan Jessica", ujar Bu Lenny menjelaskan hasil karya Jessica. Ada tanda tangan dan nilai Ibu Lenny di kertas itu.

"Seminggu lagi sebenarnya Jessica ada ujian mengucapkan hapalan Tulang", ujar Bu Jessica memecah konsentrasi saya yang sedang melihat tulisan Jessica.

Di ruang kelas itu, Bu Jessica tiba-tiba menangis. Air matanya mengalir deras. Ia sepertinya membayangkan Jessica anaknya sedang duduk di kursi paling depan mengerjakan tugas gurunya. Kursi kecil plastik tempat Jessica duduk, diduduki Bu Jessica.

"Jessica..., Anakku.. coba kau ulang ujian hafalanmu nak", lirih Bu Jessica sambil langsung dibalasnya sendiri kata-katanya itu. "Bajuku Baju Baru...Bajuku Dibelikan Ibuku.. Bajuku berwarna biru ", ucap Bu Jessica terbata-bata bercampur isak tangis menirukan anaknya Jessica.

Usai menirukan hapalan Jessica, Ibu Jessica terdiam. Matanya tampak kosong memandang saya dan Bu Lenny. Bu Jessica terus menangisi anaknya. Suaminya mencoba menenangkan istrinya.
Usai wawancara dari sekolah, kami meluncur ke RS Adam Malik.

"Saya baru pertama kali ke rumah sakit itu Tulang. Tidak tahu pintu gerbang rumah sakit itu sebelah mana", ujar Pak Jessica sambil menyetir mobil Nissan Livina membawa kami ke RS Adam Malik. Dari sinilah pangkal muasal musibah kematian Jessica bermula.

Rabu, 23 Agustus 2017, Jessica dibawa kedua orang tuanya ke RS Adam Malik, merujuk surat rujukan dari Dokter Yazid. Malam sebelumnya, Jessica masih mengerjakan PR menulis huruf mandarin. Jessica juga antusias menghafal Baju Baru untuk ujian. Tidak ada tanda-tanda sakit pada tubuh Jessica.

Pukul 06.00 Wib, pagi hari itu, Jessica bangun. Mandi. Sarapan. Jessica selalu berdoa sebelum makan. Ia selalu mengingatkan abang dan adiknya agar selalu berdoa sebelum makan dan sebelum tidur. Jika Jessica tidak melihat kedua saudaranya itu berdoa, Jessica meminta abang adiknya mengulangi doanya.

Padahal abang dan adiknya sudah selesai berdoa. Tapi Jessica tidak percaya. Jessica harus melihat sendiri mereka berdoa.

Pukul 08.00 Wib, Keluarga Jessica bersiap berangkat ke RS Adam Malik. Jessica dipapah berjalan oleh ayahnya dari kamar ke teras rumah. Turut serta kakek nenek Jessica dalam rombongan.

Aditya Maulana, karyawan Game Online milik keluarga Jessica pagi itu juga melihat Jessica bersiap berangkat ke rumah sakit. Rumah Jessica dibuat merangkap usaha game online. Ruang tamu dijadikan tempat usaha game online.

Ada puluhan komputer tertata di meja ruang tamu. Rumah petak yang disewa ini beralamat di bilangan Simpang Kuala Medan. Aditya Maulana adalah karyawan keluarga Jessica.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved