Bungaran dan Tiga Anak Tidur Beralaskan Tanah Selama 23 Tahun
Bungaran Nainggolan (55) seorang janda dengan tiga anak tinggal di sebuah rumah beralaskan tanah
Penulis: Tommy Simatupang |
Laporan Wartawan Tribun Medan/Tommy Simatupang
TRIBUN-MEDAN.com, SIDIKALANG - Bungaran Nainggolan (55) seorang janda dengan tiga anak tinggal di sebuah rumah beralaskan tanah di Jalan Parbuluan IIII, Desa Sigalingging, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Saat Tribun/tribun-medan.com, masuk ke dalam rumahnya, udara di dalam langsung terasa bau. Alas tanah hanya ditutupi dengan selembar tikar yang sudah tampak sangat kotor. Saat mengangkat tikar tersebut, tampak tanah tersebut basah.
Ukuran luas rumahnya hanya 2×4 meter dengan tinggi satu meter ini hanya diisi dengan sebuah tempat masak dengan menggunakan kayu bakar. Tak ada kamar mandi dan lampu.
Terdapat kayu bakar yang diselipkan di sudut rumah. Pakaian bergeletakan di sisi-sisi rumah. Seng yang sudah berkarat juga tampak bolong.
"Kalau hujan, sengnya disumbatlah. Ditutup pakai lem, atau pakai papan di atas senglah. Kalau mau buang air, turun ke jurang di belakang,"ujarnya, Selasa (28/11/2017).
Dinding rumahnya juga tampak banyak diselipi botol air mineral. Hal ini, katanya agar dapat menghalau angin supaya tak masuk ke dalam.
Bungaran kesehariannya bekerja sebagai petani di ladang milik orang lain. Ia diberi upah Rp 50 ribu untuk setiap pemanggilan. Anak-anaknya yang tak sekolah sering membantunya di ladang.
"Sebenarnya tak sanggup, tapi disanggup-sanggupilah,"ujar Bungaran yang wajahnya sudah keriput.
Diketahui, Bungaran memiliki tiga anak yang telah dewasa yakni Yanti Siringo, Rio Siringi, dan Manatap Siringo. Tiga anaknya ini sama sekali tidak merasakan bangku sekolah. Ia tingga di gubuknya ini selama 23 tahun.
(tmy/tribun-medan.com)