Baca Edisi Cetak Tribun Medan
PSMS Medan Butuh Pemain Asing Marquee Player
Menghadapi kasta tertinggi kompetisi domestik, dibutuhkan pemain asing berkategori marque player.
TRIBUN-MEDAN.COM, TRIBUN - PSMS gagal memenuhi ambisi menjuarai Liga 2 musim 2017 setelah kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya pada pertandingan final yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2017) malam.
Walau demikian, tim Ayam Kinantan sudah lolos promosi ke Liga 1. Menghadapi kasta tertinggi kompetisi domestik, dibutuhkan pemain asing berkategori marque player.
Mantan Kapten PSMS Medan, Donny Siregar, mengatakan, untuk mengarungi Liga 1 finansial klub harus benar-benar kuat. Jika tanggung, apalagi lemah, alamat klub akan karam. Dalam hal teknis, perombakan tim, menjadi mutlak.
PSMS tidak bisa mengandalkan pemain yang ada sekarang. Harus ada penambahan pemain- pemain berkualitas lebih tinggi. Pemain-pemain yang memang levelnya untuk bermain di Liga 1.
"Kalau saya lihat memang ada beberapa pemain yang sudah berada di level itu. Mereka layak dipertahankan. Namun beberapa yang lain, maaf-maaf saja, bukan berarti tidak menghargai, memang belum pantas untuk di Liga 1. Jadi bagi saya penambahan pemain harus dilakukan. Termasuk pemain-pemain asing. Termasuk yang berkategori marque player," kata Donny.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mensyaratkan perlunya pesepak bola ternama dunia atau disebut marquee player bergabung pada setiap tim peserta Liga 1 untuk memotivasi anak-anak muda agar menjadi pesepak bola profesional yang mendunia.
Syarat marquee player adalah pesepak bola asing yang dianggap berkelas dunia. Menurut peraturan PSSI di Liga 1, pemain asing itu berumur di bawah 35 tahun dan pernah bermain setidaknya di Piala Dunia, dan bisa berasal dari negara mana saja.
Dalam satu kesempatan, Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, mengatakan Marquee player, bisa juga meningkatkan antusiasme penonton menyaksikan Liga 1.
Baca: Podomoro Klaim Terapkan Standar K3 Tinggi, 25 Orang Meninggal akibat Kecelakaan Kerja
Baca: Makin Mesra, Chelsea Islan dan Daffa Wardhana Saling Berbalas Kalimat Romantis
Beberapa pemaian asing katagori marque player Liga 1 2017 adalah mantan gelandang Chelsea/Timnas Ghana Michael Essien yang dikontrak Persib Bandung, Anmar Al Mubaraki (pemain Persiba Balikpapan asal Irak/Belanda), Bruno Lopes (Persija Jakarta, asal Brasil), Didier Zokora (Semen Padang, Pantai Gading), Douglas Packer (Barito Putera, Brasil) dan Elio Martins (PS TNI, Portugal)
Donny melanjutkan, "Maka dari itu manajemen harus mempersiapkan itu dari sekarang. Jangan kayak sebelumnya. Di tengah jalan ngos-ngosan, lalu putus nafasnya. Bukan cuma pemain yang merana. Seluruh pecinta sepakbola di Medan juga akan kecewa. Capek-capek berjuang kembali ke Liga 1 hanya untuk sekadar numpang lewat."
Pada pertandingan kemarin, gol kemenangan Persebaya dilesakkan Irfan Jaya pada menit pertama paruh kedua babak perpanjangan waktu.
Sebelumnya, di waktu normal, PSMS dan Persebaya berbagi angka 2-2. Persebaya unggul lebih dahulu Rishadi Fauzi saat pertandingan belum genap berjalan dua menit.
Selang tujuh menit PSMS menyamakan kedudukan. Handsball pemain Persebaya di kotak terlarang membuat wasit menunjuk titik putih. I Made Wirahadi mengeksekusi bola dengan sempurna.
PSMS berbalik unggul di menit 38 setelah tendangan bebas Ronny Fatahillah melesak menghujam jala gawang Persebaya. Miswar Saputra, kiper Bajul Ijo --julukan Persebaya-- gagal menjangkau bola yuang berbelok arah karena membentur kepala seorang pemain belakang Persebaya.
Namun lagi-lagi keunggulan ini tak bertahan lama. Dua menit kemudian, Persebaya membuat skor kembali imbang.
Aksi bek PSMS, Fredyan Wahyu, yang memotong bola di kotak penalti dianggap wasit sebagai gerakan ilegal. Eksekusi yang diambil Irfan Jaya sesungguhnya masih dapat dimentahkan kiper PSMS, Abdul Rohim. Tapi bek-bek PSMS kalah cepat mengantisipasi bola rebound. Bola jatuh kembali ke kaki Irfan yang tanpa ampun mencocornya.
Kekalahan ini sesungguhnya tidak berarti banyak bagi PSMS. Kalah atau memang, tiket promosi dari Liga 2 ke Liga 1 musim depan sudah berada dalam genggaman. Kemenangan, pada dasarnya, sekadar merupakan pentahbisan. Semacam pengesahan saja.
Hal ini dikemukakan mantan Pelatih PSMS, Suharto AD. Menurut dia, PSMS harus berpacu dengan waktu, mengejar ketertinggalan dari klub-klub Liga 1 yang saat ini sudah memulai persiapan.
"Banyak yang harus dipersiapkan untuk Liga 1 nanti, manajemen harus serius dalam persiapan berlaga di Liga 1. Kalau tidak, takutnya seperti yang sudah-sudah. Kita akan jadi bulan-bulanan. Itu masih lumayan. Sebab bisa-bisa akan sekadar numpang lewat. Jangan sampai seperti itu," katanya pada Tribun di Medan, Selasa (28/11/2017).
Menurut Suharto, secara keseluruhan, skuat PSMS saat ini masih belum memenuhi standar layak untuk bertarung di Liga 1. Baik standar fisik maupun teknik.
"Kalau saya boleh berpendapat, hanya 40 persen pemain yang layak untuk dipertahankan. Liga 1 dan Liga 2 itu, kita tahulah, levelnya kan berbeda. PSMS harus mencari pemain untuk level Liga 1 apabila ingin kompetitif di sana," ujarnya.
Mantan striker PSMS yang juga striker tim nasional Indonesia, Saktiawan Sinaga, menyebut ke depan manajemen PSMS tidak dapat lagi terus bersikap menunggu bola. Tidak dapat lagi cuma mengharapkan sumbangsih Pembina PSMS, Letjen Edy Rahmayadi. Di Liga 1, Manajemen PSMS harus bersikap lebih profesional.
"Selama ini, jujur-jujur saja, harapannya semua, kan, bertumpu sama Pak Edy. Apa-apa Pak Edy. Di Liga 1 jangan lagi begitu. Harus profesional lah. Bagaimana bisa mencari sponsor.
PSMS sekarang sudah di Liga 1, saya kira mencari sponsor sudah lebih mudah ketimbang waktu kita di Liga 2," katanya.(lam/raj/nan)