Miliki Anggaran Rp 885 M, KPUD Sumut Malah Kekurangan Stiker Coklit
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumatera Utara (Sumut) mendapat dana hibah penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Sumut
Laporan Wartawan Tribun Medan / Royandi Hutasoit
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumatera Utara (Sumut) mendapat dana hibah penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Sumut dan Wakil Gubernur Sumut Tahun 2018 dan-2023 senilai Rp 855 M dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Namun meski memiliki dana yang fantastis, sejumlah daerah kabupaten dan kota mengaku kekurangan stiker tanda bukti pencocokan dan penelitian (coklit) atau Model A.A.2-KWK untuk Pilgub Sumut 2018-2013.
Di antara beberapa daerah tersebut adalah kabupaten dan kota yang memiliki jumlah penduduk mayoritas di Sumut. Yakni Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang.
Bukan hanya di dua daerah ini, kekurangan stiker coklit dikabarkan juga dialami sejumlah daerah lainnya, seperti Kota Binjai.
Lantas apa jawaban dari KPUD Sumut, yang mengelola Rp 885 M untuk menyelengarakan Pilgub Sumut? Ketua KPU Sumut, Mulia Banurea mengutarakan bahwa kekurangan ini memang terjadi, namun bukan hal yang penting.
Baca: Usaha Kelinci Bisa Bayar Uang Kuliah, Ini Cerita Aditya Andriansyah
"Itu kan gak seberapa prinsip. Yang terpenting masyarakat itu sudah di coklit. Masyarakat itu terpastikan sudah di coklit, sudah diteliti, dan itu tidak menggangu proses coklit. Stiker itu kan hanya membuktikan sudah dicoklit," ujar Mulia Banurea dengan enteng, Minggu (4/2/2018)
Ketika ditanya apa yang menyebabkan stiker coklit tersebut tidak terdistribusi ke KPUD Kota dan Kabupaten sehingga KPUD Kota dan Kabupetan pakai hasil fotokopian? Mulia Banurea berkelit bahwa stiker tersebut sudah banyak di salurkan KPUD Sumut. "Sudah. Stiker itu sudah banyak sampe ke teman-teman PPDP," ujarnya.
Lantas kenapa bisa sampe Kabupaten Deli Serdang kekurangan 20 persen stiker coklit? Mulia Banurea pun mengakuinya, namun tetap mengangap hal tersebut tidak penting.
"Ada memang. Kekurangan itu sedang berproses, ini kan sampai tanggal 18 masih panjang. Sehingga apa yang ada dimanfaatkan dulu, supaya lebih efisien," ujarnya.
Sebelumnya kepada Tribun Medan Ketua KPU Medan Herdensi Adnin mengatakan, pihaknya masih menunggu distribusi stiker coklit dari KPU Sumut. "Kita saat ini kekurangan stok," kata Hardensi, Kamis (1/2/2018).
Herdensi mengatakan, stiker yang didistribusikan KPU Sumut kepada pihaknya berkisar 400 ribu eksemplar. Sedangkan berdasar jumlah Kartu Keluarga (KK), stiker yang dibutuhkan sekitar 600 ribu eksemplar.
"Kita perkirakan berdasar jumlah KK di Medan, itu 600 ribuan. Nah stiker itu semestinya jumlahnya juga sama, 600 ribuan juga. Yang baru diantar itu 400 ribuan," kata Hardensi.
Hal senada juga disampaikan Ketua KPU Deliserdang Timo Dahlia Daulay. Ia mengakui bahwa stiker coklit sudah habis. Saat ini, KPU Deliserdang masih menunggu pendistribusian stiker tersebut dari KPU Sumut.
Menurut Timo, stiker coklit yang didistribusikan KPU Sumut berjumlah sekitar 300 eksemplar. Padahal yang dibutuhkan berjumlah sekitar 500 eksemplar.
Untuk mengantisipasi agar proses coklit tetap berjalan, pihaknya menggandakan stiker untuk dipasang sementara pada tiap rumah yang telah melalui proses coklit.
"Kita mengantisipasinya ada yang di-fotocopy stikernya, ditempel, kemarin kita diminta tetap mendata. Jadi kalau stiker masuk kita kembali ke rumah itu menempelkan stiker yang sudah dikirimkan," kata Timo.
Sekretaris KPU Sumut Abdul Rajab Pasaribu kurang hapal jumlah pasti serta daerah yang kekurangan stiker coklit.
Rajab awalnya menyebut tidak terjadi kekurangan stok stiker coklit. Namun akhirnya dia menyebut sedang dalam proses.Rajab yakin stiker coklit akan tuntas didistribusikan ke seluruh KPUD di Sumut sebelum Sabtu (10/2/2018) mendatang.
"Kekuranganya sekarang masih saya belum tahu, nanti dikoordinasikan. Karena banyaknya itu kita harus rapat, kabupaten dan kota harus diinventarisir. Sebagian sudah sebagian belum," kata Rajab.
Rajab juga kurang tahu pasti jumlah stiker coklit yang menurutnya sedang dalam perjalanan. Yang jelas, katanya lebih dari satu juta eksemplar. Sedangkan stiker yang sebelumnya didistribusikan berjumlah sekitar dua juta eksemplar.
(ryd/tribun-medan. com)