Alamak
Sungguh Sadis, Perempuan Korea di Kamp Konsentrasi Diperkosa lalu Dibunuh
Kim Jong Un terus mempraktikkan hukuman mati dengan cara yang sangat kejam bagi warga Korut
TRIBUN-MEDAN.com - Meskipun Korut di awal tahun 2018 ini mulai menghembuskan angin perdamaian ke Korsel, tapi teror Korut terhadap rakyatnya demi melanggengkan kekuasaan diktator Kim Jong Un terus berlangsung.
Pasalnya Kim Jong Un terus mempraktikkan hukuman mati dengan cara yang sangat kejam bagi warga Korut yang dianggap bersalah.
Meski kesalahan yang dilakukan sebenarnya sepele.
Baca: Fahri Hamzah: Otak Hoax Itu Begini, Kalah Pilkada dan Divonis Menista Agama
Baca: Masih Misteri, Tukiyem Kesurupan lalu Meninggal Dunia, Diduga Korban Pembunuhan
Baca: Menilik Foto Maternity Moa Aeim dan Lee Jeong Hoon usai Menikah Empat Bulan Lalu
Baca: Setelah Nikahi Gadis Indonesia, Artis India Pemeran Jodha Akbar Ini Umumkan Kelahiran Anaknya
Baca: Mulanya Kesal dengan Driver, saat Cek Aplikasi Terkuak Fakta Mengagetkan
Baca: Tatkala Nia Ramadhani Blak-blakan Bicara soal Mertua serta Besaran Pengeluarannya per Bulan
Sesuai kesaksian warga Korut, Yeomyong, yang berhasil melarikan diri dariKorut dan kemudian tinggal di AS, dia sering menyaksikan pelaksanaanhukuman mati warga Korut yang sengaja dilakukan di depan umum.
Pada tahun 2015, Yeomyong menyaksikan pelaksanaan hukuman mati bagi Menteri Pertahanan Korut, Hyong Yong Col.
Hyong Yong Col terpergok melakukan kesalahan fatal karena tertidur ketika menghadiri pertemuan yang dipimpin Kim Jong Un.
Baca: Dulunya Rambutnya Ikal, Pendek dan Terkesan Tomboy, Kini Perempuan Ini Sudah Jadi Artis Papan Atas
Baca: Menilik Rupawannya Reisa Broto Asmoro dalam Sesi Foto Maternity
Baca: James Meninggal Dunia Sejam setelah Mencicipi Makanan Temannya
Baca: Mengulik Sosok Tsamara Amany, Peroleh Nilai A dan Lulus Kurun 3,5 Tahun
Akibatnya Hyong Yong Col dijatuhi mati di depan ribuan warga Korut yang dipaksa hadir menonton dengan cara ditembak menggunakan meriam penangkis serangan udara.
Tidak hanya Hyong Yong Col yang dieksekusi menggunakan senjata penangkis serangan udara.
Menurut kesaksian seorang wanita Korut yang berhasil melarikan diri, Hee Yeon Lim dan bicara ke sejumlah media Barat, 11 orang pemusik Korut yang dituduh membuat konten pornografi juga dieksekusi menggunakan meriam penangkis serangan udara.
Baca: Kelakuan Mahfud MD Direkam Diam-diam di Balik Layar ILC, Gabriel Mahal Dicecar Kritik
Baca: Video Viral, Istri Sah yang Menghajar Pelakor justru Dipukuli Suami
Baca: Mulanya Dianggap Foto Menjijikkan, Tak Dinyana Ada Kisah nan Menyentuh di Baliknya
Baca: Mantan Pacar Dedi Menemui Annisa Bahar lalu Menyibak Tabir Sang Pria
Baca: Mengulik Sosok Tsamara Amany, Peroleh Nilai A dan Lulus Kurun 3,5 Tahun
Baca: Kepuasan Masyarakat di Kabinet SBY dan Jokowi Hasil Survei Indo Barometer, Hasilnya Mengejutkan
Ketika dieksekusi semua peluru meriam ditembakkan sehingga menghancurkan tubuh 11 orang terpidana mati itu.
Setelah itu sebuah tank maju lalu menggilas tubuh 11 orang pemusik nahas yang hancur itu sampai rata dengan tanah.
Selain menggunakan senjata antiserangan udara, Kim Jong Un juga menerapkan hukuman mati menggunakan mortir.
Tujuannya adalah agar si terhukum hilang tanpa bekas setelah tubuhnya tepat dihajar ledakan mortir.
Salah satu korban hukuman mati menggunakan mortir adalah wakil menteri tentara Korut yang kepergok melaksanakan pesta beberapa hari setelah Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) meninggal.
Rezim Korut memang sengaja menerapkan hukuman mati melalui cara-cara paling mengerikan untuk menciptakan “atmosfir teror” di se antero Korut.
Tujuannya jelas, bagi siapa aja warga Korut yang berani menentang rezim Kim Jong Un dipastikan akan mendapat hukuman mati yang mengerikan.
Demi “menampung” warga Korut yang dianggap melanggar hukum, Koruthingga saat ini masih memiliki kamp-kamp konsentrasi untuk menghukum warganya baik pria maupun wanita.
Warga Korut atau orang asing yang dimasukkan ke kamp konsentrasi ala Nazi pada PD II dipastikan akan mati secara perlahan.
Pasalnya semua tahanan diperlakukan secara kejam dan dibiarkan mati kelaparan
Para wanita yang masuk ke kamp konsentasi Korut, umumnya diperkosa oleh para penjaga kamp.
Jika sampai hamil, ia dibiarkan hidup hingga melahirkan dan setelah itu dieksekusi karena hamil akibat diperkosa dianggap kesalahan.
Sementara janinnya yang tidak berdaya, kemudian dibunuh dan dilemparkan ke anjing-anjing penjaga kamp yang sudah terbiasa makan daging manusia.
(Intisari)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Nasib Mengerikan Wanita Korut di Kamp Konsentrasi, Diperkosa Lalu Dibunuh Setelah Melahirkan